x

Urbanisasi Menciptakan Isolasi Atau Keterhubungan, Oleh Lediana Sinur

waktu baca 14 menit
Senin, 6 Mei 2024 19:33 0 39 Redaksi Liputan 86

L86Newa.com – Urbanisasi merupakan suatu proses perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan. Fenomena ini sering terjadi sebagai upaya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di kota, yang dianggap menawarkan lebih banyak peluang pekerjaan dan akses kelayanan sosial serta infrastruktur yang lebih baik.

Menurut DALDJOENI (1998), Urbanisasi adalah pertambahan proporsi penduduk yang tinggal di kota kecil dan kota besar, sehingga pemukiman kota akan cendrung terus meningkat. Urbanisasi adalah fenomena yang kompleks dengan dampak yang beragam.

Di satu sisi, urbanisasi dapat menciptakan keterhubungan karena memungkinkan orang untuk berkumpul di kota-kota besar, yang seringkali menawar kan lebih banyak peluang pekerjaan, pendidikan, dan akses ke layanan serta kebudayaan.

Ini bisa meningkatkan interaksi sosial dan integrasi antar berbagai kelompok masyarakat.Namun, di sisi lain, urbanisasi juga bisa menyebabkan isolasi.

Pertumbuhan kota yang cepat dan tidak terkontrol sering kali menghasilkan permukiman kumuh, kemacetan, dan peningkatan biaya hidup. Ini dapat menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih besar, di mana orang-orang yang tidak mampu mengikuti biaya hidup di kota bisa merasa terisolasi dan terpinggirkan.

Selain itu, urbanisasi bisa mengakibat kan hilangnya ikatan komunitas yang lebih erat yang biasanya ditemukan di daerah pedesaan, dan ini bisa membuat beberapa orang merasa terputus dari jaringan sosial mereka.Secara keseluruhan, urbanisasi bisa menciptakan keterhubungan atau isolasi, tergantung pada bagaimana prosesnya dikelola dan bagaimana kebijakan perkotaan dirancang untuk mempromosikan inklusi dan mengurangi ketidaksetaraan.

Solusi yang efektif seringkali melibatkan pemerataan pembangunan di kota dan pedesaan, serta peningkatan infrastruktur dan layanan sosial untuk mendukung populasi yang berkembang di kota-kota.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika keterhubungan atau isolasi dalam konteks urbanisasi meliputi Ledakan jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk yang cepat di kota-kota besar dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi.

Kemacetan, Peningkatan jumlah kendaraan dan aktivitas di pusat kota dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah.
Permukiman kumuh, Urbanisasi yang tidak terkontrol seringkali berujung pada pembentukan permukiman kumuh.

Kriminalitas: Dengan bertambah nya populasi, sering kali diikuti dengan peningkatan angka kriminalitas. Penetrasi dan akulturasi budaya: Interaksi antara pendatang baru dan penduduk asli dapat menghasil kan perubahan sosial dan budaya.

Pertumbuhan ekonomi: Wilayah perkotaan seringkali dianggap memiliki peluang ekonomi yang lebih baik, menarik migrasi dari pedesaan. Pendidikan: Fasilitas pendidikan yang lebih baik di kota-kota besar menjadi faktor penarik bagi penduduk desa.

Peluang pekerjaan: Adanya kesempatan kerja yang lebih banyak dan dianggap lebih menguntungkan di kota-kota besar.

Urbanisasi dapat memiliki dampak positif seperti pertumbuhan ekonomi dan peningkatan akses terhadap layanan sosial, tetapi juga dapat menimbulkan tantangan seperti ketimpangan sosial, masalah lingkungan, dan isolasi sosial. Oleh karena itu, perencanaan dan kebijakan yang efektif sangat penting untuk mengelola dampak urbanisasi.

Dalam konteks urbanisasi, peningkatan konektivitas dan potensi peningkatan isolasi merupakan dua fenomena yang saling berkaitan namun seringkali berlawanan.

Berikut adalah perbandingannya: Peningkatan Konektivitas: Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur seperti jalan, transportasi umum, dan teknologi komunikasi memperkuat konektivitas di daerah urban.

Ekonomi: Pusat bisnis dan industri yang berkembang di kota-kota besar menawarkan peluang kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Sosial dan budaya:interaksi antar individu dari berbagai latar belakang meningkatkan pertukaran budaya dan ide.
Potensi Peningkatan Isolasi:
Kepadatan Penduduk: Kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan individu merasa terisolasi meskipun dikelilingi banyak orang.

Kesenjangan Sosial-Ekonomi: Perbedaan ekonomi yang signifikan antara penduduk dapat menciptakan penghalang sosial.
Teknologi: Ironisnya, meskipun teknologi memperkuat konektivitas, ketergantungan yang berlebihan pada perangkat digital dapat menyebabkan isolasi sosial.
Urbanisasi memainkan peran penting dalam menciptakan keterhubungan antara orang dan sumber daya.

Infrastruktur dan transportasi yang baik dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial dengan menghubungkan pusat-pusat kegiatan dan memudahkan akses ke berbagai layanan. Di Indonesia, pembangunan infrastruktur transportasi telah menjadi fokus untuk mendukung urbanisasi yang berkelanjutan dan mengurangi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Transportasi publik yang dapat diakses dengan mudah dan infrastruktur yang memadai memungkinkan mobilitas yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup. Namun, tantangan seperti kemacetan, polusi, dan ketidakmerataan dalam pembangunan masih perlu diatasi untuk memastikan bahwa urbanisasi memberikan manfaat yang seimbang bagi semua lapisan masyarakat..

Pentingnya transportasi dalam urbanisasi juga tercermin dalam peranannya dalam menyatukan masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, transportasi dapat menciptakan keterhubungan yang lebih kuat antar wilayah, memperkuat integrasi nasional, dan mendukung pertukaran budaya dan sumber daya.

Lingkungan urban menawarkan berbagai peluang ekonomi dan sosial yang signifikan. Berikut adalah beberapa peluang tersebut:
Peluang Ekonomi: Pertumbuhan Sektor Informal: Urbanisasi seringkali mendorong pertumbuhan ekonomi informal, yang menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha baru.

Industri Kreatif: Sektor ini menjadi peluang emas di lingkungan urban, mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi sambil mengatasi tantangan seperti kesenjangan sosial dan pencemaran lingkungan.

Dekarbonisasi dan Pembangunan Berkelanjutan: Investasi dalam perkotaan yang terpadu, terhubung, bersih, dan inklusif dapat mempercepat dekarbonisasi dan mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan.

Pembentukan kawasan perumahan tertutup memang dapat memperkuat pembatas akses dan menciptakan kesenjangan sosial. Untuk mengatasi hal ini, beberapa langkah yang bisa diambil meliputi: Pengembangan Kawasan Inklusif: Mendorong pengembangan perumahan yang terbuka untuk semua kalangan, dengan fasilitas dan akses yang setara.

Regulasi yang Adil: Membuat kebijakan yang mengatur pembangunan perumahan tertutup agar tidak membatasi akses publik dan tidak menimbulkan segregasi sosial.
Integrasi Fasilitas Umum: Menyediakan fasilitas umum yang dapat diakses oleh warga dari berbagai kawasan, sehingga mengurangi isolasi sosial.
Keterbatasan akses pelayanan penting di tengah pertumbuhan kota yang tidak seimbang merupakan masalah yang kompleks dan seringkali memerlukan solusi yang melibatkan berbagai pihak. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan ini:

Infrastruktur dan Aksesibilitas: Kota-kota besar biasanya memiliki infrastruktur yang lebih baik, yang mendorong investasi dan pertumbuhan populasi. Sementara itu, kota-kota kecil atau daerah pedesaan sering kali terbatas dalam hal infrastruktur, yang membuatnya sulit untuk menarik investasi dan kesempatan ekonomi.

Pusat Ekonomi dan Bisnis: Perusahaan besar cenderung berinvestasi di kota-kota besar karena pasar yang besar, tenaga kerja terampil, dan fasilitas bisnis modern. Ini menyebabkan individu dan keluarga berpindah ke kota besar mencari pekerjaan dan kesempatan bisnis, sementara kota-kota kecil kehilangan tenaga kerja terampil.

Pemerintahan dan Kebijakan: Kebijakan pemerintah yang tidak seimbang dalam mendistribusikan sumber daya dan investasi dapat memperkuat ketimpangan pertumbuhan antar kota.

Faktor Sosial dan Budaya: Harapan untuk pendidikan yang lebih baik, layanan kesehatan yang lebih baik, dan peluang pekerjaan yang lebih baik seringkali mendorong migrasi ke kota-kota besar.

Dampak dari pertumbuhan yang tidak seimbang ini termasuk kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin lebar, serta tantangan dalam menyediakan layanan penting bagi semua warga kota.

Peran komunitas dan pemerintah dalam menciptakan keterhubungan sangat penting, terutama dalam konteks pembangunan infrastruktur.

Berikut adalah beberapa aspek penting dari kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur keterhubungan:

Kemitraan Publik dan Swasta (KPS): KPS adalah kerjasama antara instansi pemerintah dan perusahaan swasta dalam menyediakan layanan dan infrastruktur publik. Dalam kemitraan ini, kedua belah pihak saling berbagi sumber daya, pengetahuan, dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama yang berfokus pada pelayanan kepada masyarakat.

Koordinasi dan Dialog Terbuka: Koordinasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat melalui dialog terbuka dan partisipatif akan membantu menghindari konflik kepentingan dan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap proyek infrastruktur.

Skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU): Pemerintah Indonesia menghadirkan skema KPBU dalam penyediaan infrastruktur, yang menjadi ruang bagi pemerintah dan swasta untuk bekerja sama berdasarkan prinsip alokasi risiko yang proporsional.

Untuk mengatasi isolasi yang terjadi dalam proses urbanisasi, beberapa Solusi yang diterapkan antara lain: Pembanguan yang merata: menciptakan keseimbangan ekonomi dan lapangan kerja yang memadai di kota dan desa, serta mefokuskan pembangunan pada sektor pedesaan.

Mempermudah akses transportasi dan komunikasi : memperbaiki infrastruktur transportasi di daerah plosok dan memastikan akses komunikasi yang lancar , termaksud akses internet untuk Pendidikan dan bisnis.
Penyamarataan pendidikan: meningkatkan kualitas pendidikan di desa agar setara dengan kota,sehingga mengurangi kebutuhan untuk merantau demi pendidikan yang lebih baik. Fasilitas Kesehatan yang memadaai: menyediakan fasilitas kesehatan yang lengkap di desa untuk mengurangi kebutuhan pindah ke kota demi layanan Kesehatan.

Meningkatan Sektor Ekonomi Desa: mendorong pembangunan ekonomi di desa,seperti program desa wisata yang didanai oleh dana desa,untuk meingkatkan perekonomian penduduk desa.
Meningkatan prodektivitas masyrakat desa: menyelengarakan pelatihan untuk meningkatan kreativitas dan keterampilan masyrakat desa ,sehingga mereka dapat menciptakan peluang kerja sendidri.

Dengan menerapkan strategi strategi ini, diharapkan dapat mengurangi aliran urbanisasi yang berlebihan dan menciptakan kesempatan yang lebih merata bagi penduduk desa dan kota.
Mengatasi ketidakseimbangan akses pelayaman penting dan pertumbuhan kota yang tidak seimbang memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif.

Berikut adalah beberapa srtategi yang dapat diterapkan:
Peningkatan infrastruktur : meningkatkan kualitas infastruktur di daerah pedesaan dan kota-kota kecil untuk menarik investasi dan mendororng pertumbuhan ekonomi.
Desentralisasi ekonomi: menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di luar kota besar mengurangi tekanan urabanisasi dan memberikan kesempatan kerja di daerah lainnya.

Pengembangan smart city: mengadopsi konsep smart city yang mengintegrasikan teknologi informasi dan kominikasi untuk meningkatkan efisien dan kulitas layanan perkotaan.

Partisipasi masyrakat: meningkatkan partisipasi masyrakat dalam proses Pembangunan dan pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi.

Inovasi dan pelayanan publik: mengimplementasikan Solusi inovatif dan pela yanan publik untuk meningkatkan akses dan kulitas layanan kepada masyrakat.
Pendidikan dan pelatihan: menyediakan Pendidikan dan pelatihan untik meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal, sehingga mereka dapat bersaing di pasar kerja yang lebih luas.

Kesehatan dan layanan sosial: memperkuat system Kesehatan dan layanan sosial,terutama di daera yang kurang terlayani,untuk memastikan akses yang lebih baik bagi semua warga.

Kebijakan perumahan: membangun perumahan yang layak, aman, dan terjangkau,serta memastikan akses ke air minum dan sanitasi berkualitas.

Berikut adalah beberapa studi kasus dan contoh implementasi dari negara dan kota yang suskses dalam mengelolah urbanisasi
Indonesia:

Kota-kota di Indonesia tumbuh rata-tara 4,1% per tahun, laju yang lebih cepat dari kota-kota negara asia lainnya.pada tahun 2025, diperkiraan 68% penduduk Indonesia adalah warga kota.

Indonesia memiliki lahan perkotaan terbesar ketiga di Asia timur, setelah Tiongkok dan Jepang.namun,Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan potensi urbanisasi. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah terkait dengan masalah seperti kemacetan, polusi, dan risiko bencana akibat investasi infrastruktur yang kurang memadai.

Tindakan yang dapat diambil untuk mendapat yang lebih banyak manfaat dari urbanisasi dalam adegan Pembangunan nasional,meningkat investasi infrastruktur. Dan pengelolahan pemrtintah kota dengan lebih baik.

Kota-kota di Indonesia : Jakarta dan sekitarnya(megacities jabodetabek) mengalami proses mega-urbanisasi .Aktivitas perkotaan Jakarta telah melimpah ke wilayah pinggiranya, membentuk kota-kota yang berkembang pesat.dalam menghadapi urbanisasi, penting bagi negara dan kota untuk mengambil Langkah-langkah strategi guna memastikan manfaat yang optimal dan mengatasi tantangan yang muncul dengan pendekatan yang koprehensif dan investasi yang tepat, urbanisasi dapat menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup penduduk kota.

Proyek infrastruktur yang memperkuat keterhubungan dalam daerah urban adalah AMDAL. AMDAl (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) adalah kajian yang dilakukan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari suatu proyek, kebijakan, atau kegiatan yang akan dilakuakan atau sedang berjalan.

Tujuan utama analisis ini adalah mengidentifikasi, memperkira kan, menilai, dan merumuskan tindakan mitigasi dampak suatu kegiatan terhadap lingkungan alam dan sosial. AMDAL seringkali diwajibkan oleh undang-undang di banyak negara Sebagian bagian dari proses pengizina untuk peroyek-proyek besar yang berpotensi menimbulkan dampak signifikat terhadap lingkungan.

Dalam konteks Pembangunan berkelanjutan di kota-kota besar, AMDAL berperan penting dalam beberapa aspek , antara lain peningkatan infrastruktur hijau, pengelolahan sampah, dan mitigasi polusi udara.

Regenerasi perkotaan dan komunitas “Regeneratif” :
Regenerasi perkotaan melibatkan memanfaatkan ulang lahan dan bangunan di daerah perkotaan untuk menekan laju ekspansi dan mengendali perubahan fungsi lahan.

Model komunitas “ Regeneratif” dapat menjadi cara untuk berkontribusi pada tujuan Pembangunan berkelanjutan ( Sustanible Development Goals ) yang berkaitan erat dengan keberlanjutan lingkungan. Komunitas yang dimaksud mencakup lingkungan rukun tetangga ( nighbourhood ) hingga kampung,yang menentukan keberlanjutan sosial dan ekonomi suatu wilayah.

Pembangunan infrastruktur hijau:
Pembangunan infrastruktur hijau melibatkan konsep ramah lingkunga, seperti penggunana bahan baangunan yang berkelanjutan dan pengelolahan lahan yang efisien. Contohnya, Pembangunan jalan tol hijau di Indonesia, seperti Jalan Tol Pandaan-Malang, dan Jalan Tol Bali- Mandara, yang memperhati kan aspek lingkungan dan berkelanjutan.

Pembangunan konektivitas:
Indonesia memiliki target Pembangunan infrastruktur konektivitas hingga tahun 2024, termasuk jalan tol, jalan nasional barnu, flyover,underpass, dan jembatan baru.pembangunan ini bertujuan untuk memperkuat keterhubungan antarwilayah dan memfasilitas mobilitas penduduk dan barang.

Dengan Langkah-langkah ini, kita dapat membangun kota-kota yang lebih ramah lingkungan, terhubung, dan berkelanjutan.
Tantangan dan kendala dalam mencapai keterhubungan melalui Pembangunan infrastruktur dapat berasal dari berbagai faktor. Salah satu isu utama yang sering di hadapi adalah keterbatasan sumber daya dan dana.

Berikut ada beberapa point terkait tantangan ini: Pembebasan lahan:
Isu pembebasan lahan hingga kini masih menjadi faktor penghambat terbesar dalam Pembangunan infrastruktur di Indonesia. Persoalan pembebasan lahan banyak ditemukan di berbagai proyek infrastruktur. Pembebasan lahan merupakan Langkah mendasar dalam Pembangunan.
Kurangnya alokasi dana pembebasan lahan dan lambatnya proses pengadaan lahan menjadi kendala utama.

Sebelum kewenangan diberikan kepada Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU MLAN), pembiayaan pembebasan lahan tersebar di masing-masing kementrian /Lembaga,yang menyebabkan kurang efektif dan efesien.

Setelaah ditetapkan BLU MLAN sebagai satu-satunya badan yang membiayai pembebasan lahan untuk Proyek Strategi Nasional (PSN), proses pembebasan lahan menjadi terkoordinir dan cepat.
Infrastruktur konektivitas:
Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri belasan ribu pulau, penting rasanya infrastruktur konektivitas dibangun secara masif sebagai fondasi terbentuknya.

Urbanisasi adalah fenomena global yang membawa dampak signifikatterhadap kehidupan di kota-kota .berikut adalah beberapa pengamatan mengenai tantangan dan potensi dalam urbanisasi:

Tantangan urbanisasi:
Ketimpangan sosial: urbanisasi sering kali memperkuat ketidak sejahteraan sosial. Meski pun kota menawarkan peluang, tidak semua penduduk dapat mengakses nya dengan mudah. Ketimpangan ekonomi, akses terhadap layanan ekonomi,akses terhadap layanan Kesehatan,dan Pendidikan menjadi tantangan yang harus diatasi.

Krisis lingkungan: pertumbuhan perkotaan memicu peningkatan permintaan akan infrastruktus dan sumber daya. Dampaknya termasuk polusi udara, limbah, dan kerusakan lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi tantangan utama.

Biaya hidup tinggi: biaya hidup di kota sering lebih tinggi.ini dapat menimbulkan tekanan finansial bagi pendatang yang belum memiliki penghasilan yang cukup.
Ketahanan terhadap bencana: kota-kota rentan terhadap bencana alam seperti banjir, gempa bumu, dan longsor. Meningkatkan ketahanan kota twehadap bencana menjadi tantangan.

Potensi urbanisasi Pekerjaan dan kreativitas: urbanisasi membuka peluang pekerjaan yang beragam. Perkotaan menaarkan lapangan kerja dan pengembangan karir yang lebih luas. Selain itu, kreativitas masyrakat dapat berkembang di Tengah persaingan yang ketat.

Infrastruktur modern: infrastruktur perkotaan seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan layanan publik memberikan kenyamanan dan kemudahan hidup yang lebih baik.
Aksees terhadap layanan: penduduk perkotaan memiliki akses lebih mudah terhadap layanan Kesehatan, Pendidikan , dan fasilitas umum.

Dalam menghadapi urbanisasi, perlu pendekatan yang koprehensif, integrasi teknologi, keterlibatan masyrakat, dan kebijakan yang efektif dan efesien untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua.

Perencanan dan pengelolaan dalam konteks perkotaan dapat memiliki kerterbatasan yang memperkuat pemisahan sosial dan fisik.berikut ada beberapa aspek antara lain.

Keterbatasan perencanaan:
Kurangnya integrasi:terkadang. Perencanan di berbagai sektor (misalnya infrastruktur, lingkungan, dan sosial) tidak terintegrasi dengan baik. Akibatnya, kebijakan dan proyek-proyek dapat memperkuat pemisahan antara kelompok soaial dan wilayah fisik.

Ketidaksejahtraan akses: perencanana yang tidak memperhatikan akselibitas dan keberagaman sosialdapat mengakibat tidak ketidaksetaraan dalam memanfaat fasilitas dan layanan. Misalnya, jika transportasi umum hanya tersedia di beberapa wilayah ini dapat memperkuat pemisahan sosial dan elonomi.

Keterbatasan pengelolaan:
Zonasi fisik: pengelolaan yang membagi wilaya menjadi zona-zona tertentu (misalnya komersial, perumahan,atau industry)dapat memperkuat pemisahan fisik. Jika zona-zona ini terintegrasi dengan baik, masyrakat dapat terisolasi dari fasilitas dan layanan yang berbeda.

Kurangnya partisipas masyrakat: pengelolaan yang tidak melibatkan partisipasi aktif masyrakat dapat mengabaikan kebutuhan dan asperasi mereka. Ini dapat memperkuat pemisahan sosial karena kebijakan dan proyek-proyek tidak mempertimbang kan beberagaman dan inklusi.

Dampak pemisahan:
Sosial: pemisahan fisik dapat mengakibatkan ketidakmampuan masyrakat untuk berinteraksi secara langsung. Misalnya, jika ada tembok atau infrastruktur yang membatasi akses Batasan antarwilayah ,ini dapat memperkuat pemisahan sosial.

Ekonomi: jika wilaya tertentu diabaikan dalam pengembangan ekonomi,ini dapat memperkuat ketidaksetaraan dan pemisahan ekonomi antara kelompok sosial.
Untuk mengatasi kebatasan ini,perencanan dan pengolaan harus memperhatikan inklusi , partisipasi masyrakat, dan integrasi lintas sektor. Dengan pendekatan yang holistic, kita dapat menciptakan kota-kota yang lebih terhubung dan inklusif bagi semua warganya.

Cara mencegah urbanisasi
Bukan menjadi masalah yang besar apabila adanya perpindahan dari desa ke kota dengan jumlah yang masih kecil. Akan tetapi, jika urbanisasi terjadi dalam jumlah yang sanggat besar maka bisa membawa masalah di kemudian hari.

Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar urbanisasi tetap bisa dikontrol.
Diperlukan pemerataan pembangunan,mulai dari pedesaan hingga perkotaan. contohnya,adanya fasilitas yang memadai,sarana kesehatan yang baik, dan sebagainya.

Menyediakan lebih banyak lapangan kerja yang dapat disesuaikan dengan kondisi geografis pedesaan, Membatasi peningkatan populasi dengan cara melarang terjadinya perpindahaan dari desa menujuh kota dengan cara harus mempunyai identitas agar bisa tinggal di kota dalam waktu yang lama.

Penulis : Lediana Sinur


Eksplorasi konten lain dari L86News.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

LAINNYA
x
x