Inilah Sejarah Tukang Gigi di Indonesia Yang Sampai Saat Ini Terus Dibutuhkan Masyarakat

waktu baca 3 menit
Rabu, 12 Jul 2023 17:25 0 199 Redaksi

PESAWARAN, L86News.com – Di kutip dari sejarah awalnya, tukang gigi itu bermula dari tempat kursus yang didirikan oleh DR Moestopo. Kemudian berubah menjadi Universitas DR Moestopo (Beragama) yang keberadaannya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, kemudian dirintis secara resmi oleh DR Moestopo.

Profesi tukang gigi di Indoensia sebenarnya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, Bahkan tukang gigi (tandmeester), yang kala itu dikenal dengan sebutan dukun gigi sudah menguasai pasar

Praktik dokter gigi sebenarnya sudah ada, tapi sangat terbatas dan hanya melayani orang-orang Eropa yang kala itu tinggal di Surabaya

Terbatasnya jumlah dokter gigi saat itu, selain karena tingginya biaya untuk menempuh pendidikan, orang pribumi yang ingin menimba ilmu kedokteran juga harus kuliah di luar negeri, itu Pun banyak yang menganggap kesehatan gigi bukanlah hal yang terlalu penting atau serius

Beranjak dari kondisi itulah, lantas penguasa kolonial Belanda terdorong untuk mendirikan lembaga pendidikan kedokteran gigi STOVIT (School tot Opleiding van Indische Tandartsen) di Surabaya, Jawa Timur, tahun 1928. Waktu itu, angkatan pertamanya berjumlah sekitar 21 orang,

Para siswa yang menimba ilmu di sekolah tersebut, lulusan MULO Bagian B (jurusan IPA). Kurikulum STOVIT sendiri dirancang agar siswa dapat menyelesaikan pendidikannya selama lima tahun, termasuk latihan klinik selama tiga tahun, Itu dilakukan agar setelah lulus mereka bisa langsung berprofesi sebagai dokter gigi.

Tahun 1933 STOVIT meluluskan dokter gigi pertama, Sampai zaman pendudukan Jepang, sekolah ini menghasilkan 80 dokter gigi

Nah, pada 5 Mei 1943, Jepang mendirikan Ika Daigaku Sika Senmenbu (Sekolah Dokter Gigi) di Surabaya. Sekolah ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter gigi berkualitas dalam waktu singkat

Sekolah ini dibawah kepemimpinan Dr Takeda, sebelum diganti oleh Prof Dr Imagawa. Di antara staf pengajar berkebangsaan Jepang, terdapat beberapa staf pengajar warga Indonesia, satu di antaranya adalah Dr R Moestopo,

Nah, Moestopo inilah yang kali pertama mendirikan Kursus Kesehatan Gigi di jakarta, pada tahun 1952, meski praktik tukang gigi (dukun gigi) yang keahliannya diperoleh secara turun-menurun itu sudah lebih dulu ada di Indonesia

Waktu itu Moestopo berpangkat Kolonel dan menjabat Kepala Bagian Bedah Rahang RSPAD Gatot Subroto, mengelola. Kursus ini berlangsung selama kurang lebih dua jam, pukul 15.00 WIB – 17.00 WIB

Tujuan didirikannya kursus tersebut untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan tukang gigi di seluruh Indonesia yang jumlahnya pada saat itu hampir 2.000 orang, Karena tak mengherankan bila banyak tukang gigi senior dan profesional di negeri ini hasil didikan beliau.

Tahun 1957, kursus tersebut dikembangkan menjadi KURSUS TUKANG GIGI INTELEK “DR. MOESTOPO.” Siswa yang menimba ilmu di tempat kursusnya itu harus lulus SMP dan menjalani pendidikan minimal satu tahun.

Kemudian di tahun 1958, Dr Moestopo setelah menimba ilmu dari Amerika Serikat, mendirikan Dental College Dr Moestopo. Lembaga pendidikan nya ini mendapat pengakuan resmi dari Departemen Kesehatan,

Atas dedikasinya itulah Presiden Pertama RI, Ir Soekarno memberikan penghargaan khusus kepada beliau yang dianggap berhasil mendidik dan menelurkan tenaga kesehatan gigi yang sangat terjangkau oleh rakyat kecil

Dari tempat kursusnya inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Universitas Dr Moestopo Beragama. Jadi, melihat perjalanan sejarahnya sangat jelas terlihat betapa keberadaan tukang gigi tidak bisa dilepaskan dari sejarah perawatan gigi modern di Indonesia.

Karenanya, apa pun alasannya profesi tukang gigi harus diakui dan dihargai keberadaannya. Menghapus profesi tersebut sama juga dengan menghapus sejarah. Yang terpenting dan sangat dibutuhkan sekarang adalah pendekatan, sosialisasi dan pembinaan dari pemerintah dan organisasi tukang gigi secara berkelanjutan. Jadi, bukan penghapusan atau pelarangan praktik tukang gigi.

Pendiri Organisasi tukang gigi saat di hubungi tim investigasi L86News juga memaparkan bahwa saat ini organisasi yang sudah mendapatkan surat rekomendasi dari Kemenkes RI hanya Hofagi dengan no rekom KM. 04.02/D.I/2286/2023

Dan insyaAllah organisasi Home family tugi akan mensosialisasikan Permenkes no 39 tahun 2014. Pungkas pendiri organisasi Hofagi

Reporter : Andi/Fah86

KOLOM IKLAN






LAINNYA