MANGGARAI, L86News.com – Maraknya informasi terkait dugaan pengiriman sapi tanpa dukumen resmi (ilegal) ke wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) akhir-akhir ini semakin santer dan menjadi sorotan masyarakat di Kabupaten Manggarai.
Pasalnya praktik mafia pengiriman sapi tanpa dokumen resmi itu masih menggurita di sekitar wilayah Pantura, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan terkesan kurang preventif penanganan persoalan tersebut.
Bahkan informasi yang terus beredar menyebut bahwa praktik mafia dugaan pengiriman sapi ilegal dari Manggarai ke NTT tersebut terjadi di beberapa tempat di Wilayah Pantura, Manggarai.
Menyoroti polemik ini, salah satu warga yang bermukim di sekitar wilayah akses utama praktik mafia pengiriman sapi ilegal yang enggan di sebut namanya turut berkomentar terkait hal tersebut.
Menurutnya, sampai saat ini informasi dugaan praktik mafia pengiriman sapi ilegal ke luar wilayah Manggarai sangat santer. Namun, untuk menyelesai kan informasi dugaan mafia pengiriman sapi ilegal itu belum juga ada titik terang.
“Bahkan saya sendiri juga menduga, kalau persoalan ini telah di jadikan kuda tunggangan kepentingan para pejabat politik untuk mencari popularitas,” ujarnya, Sabtu (13/08/2022)
Lebih lanjut, ia berharap ke hadiran dan peran pengawasan Anggota DPRD Dapil IV Kabupaten Manggarai dapat lebih memaksimal dalam mengawal persoalan tersebut agar tidak terus berlanjut.
Sehingga persoalan ini tidak di nilai sebagai opini semata namun ada upaya lanjutan yang bisa mengatasi dan menyelesaian persoalan dugaan adanya pengiriman sapi ilegal ke luar Wilayah Kabupaten Manggarai.
“Saya berharap anggota DPRD Dapil IV bisa turun mencari solusi yang tepat dan jangan hanya beropini. Setidaknya ada langkah kongkrit agar dugaan pengiriman sapi ilegal ini bisa di selesaikan,” harapnya.
“Saya berharap juga mereka turun ke lokasi untuk ikut memantau dan menyerap informasi dari warga sekitar terkait persoalan ini, jangan hanya menjemput informasi dari sumber yang tidak jelas,” imbuhnya.
Dirinya pun menyayangkan dugaan pengiriman sapi ilegal yang hingga kini belum bisa terjawab. Padahal, informasi itu sudah lama terjadi dan akses pengiriman sapi ke luar wilayah Manggarai terjadi di beberapa tempat.
“Seperti di Pelabuhan Nanga Nae, Pelabuhan Langkas dan Pelabuhan Gincu. Berlokasi di Desa Para Lando, dan Desa Robek, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur itu di anggap sebagai jalur tikus,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Reo, I Komang Agus Budiawan menyampai kan pihaknya dan anggota sudah intensif memantau dan mengawasi informasi dugaan pengiriman sapi tanpa dukemen ke luar wilayah Manggarai.
“Kalau memang benar dan kami temukan adanya dugaan praktik mafia ini, kami tidak tangung-tanggung akan menindak para pelaku untuk di proses secara hukum,” ujar Kapolsek, Minggu (14/8/2022)
“Sejauh ini kami juga telah membangun kordinasi bah kan juga melibatkan warga setempat untuk sama-sama ikut memantau informasi soal adanya dugaan pengiriman sapi ilegal ke luar Manggarai itu,” pungkasnya
Sementara, Klementinus Rahmad Pedu Sakri, Praktisi Muda Kecamatan Reok turut menyoroti persolan tersebut. Menurutnya, pengiriman sapi ilegal dari wilayah Pantura Manggarai ke NTB bukan lagi hal baru.
“Boleh jadi persoalan ini menjadi fenomena menarik, seolah-olah pengiriman sapi ilegal itu sudah menjadi hal biasa sesuai prosedur yang benar,” kata dia melalui sambungan thelepon, Minggu (14/08/2022).
Sebab, lanjutnya, soal seperti itu acap kali diberitakan oleh wartawan tapi tidak mampu memantik kepedulian dari pihak terkait yang memang secara regulasi diberi kewenangan untuk mencegah dan menindak pelaku.
Sementara, sambung nya, tindakan pengiriman sapi ilegal itu terjadi di depan mata, dan lokasi yang disebutkan oleh media ini juga jelas. Semesti nya pemberitaan media cukup membantu pihak terkait untuk segera menyisir lokasi itu.
“Tidak berlebihan kalau kita bisa katakan bahwa maraknya pengiriman sapi ilegal itu karena ada semacam pembiaran, baik itu dari pihak keamanan maupun dari pemerintah setempat,” tandasnya.
“Dan pembiaran itu, biasanya berlangsung karena ada keuntungan. Untuk itu saya usul, pemerintah perlu bentuk tim khusus melibatkan warga dan Pemdes setempat untuk memberantas pengiriman sapi ilegal itu,” ungkapnya.
“Jadi, siapa saja yang terlibat harus ditangkap dan diproses secara hukum. Kita berharap cara seperti ini bisa memberi efek jera atau menimbulkan rasa kapok dari para pelaku” pungkasnya
Reporter : Bimo Maot