KALIMANTAN TENGAH, L86News.com – Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, merespons hasil survei terbaru Poltracking Indonesia yang menunjukkan bahwa pasangan Agustiar Sabran dan Edy Pratowo meraih elektabilitas tertinggi dalam Pemilihan Gubernur Kalimantan Tengah tahun 2024. Dengan angka elektabilitas mencapai 41,6%, pasangan ini unggul atas tiga pasangan calon lainnya.
M. Qodari menyampaikan tiga alasan utama di balik tingginya elektabilitas pasangan Agustiar Sabran dan Edy Pratowo dibandingkan pesaing mereka. Alasan pertama adalah keberhasilan pemerintahan Gubernur Sugianto Sabran, yang saat ini sedang menjabat, menjadi faktor pendorong utama.
Agustiar, yang merupakan kakak kandung Sugianto, dan Edy, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur, posisi keduanya sangat diuntungkan. Mereka dinilai akan melanjutkan program-program pemerintahan yang dirasa positif di masa kepemimpinan sebelumnya.
“Kalau melihat hasil survei yang dirilis oleh Poltracking, kita bisa melihat bahwa alasan pertama keunggulan Agustiar dengan Edy Pratowo adalah tingginya tingkat kepuasan terhadap Sugianto Sabran, Gubernur Kalimantan Tengah saat ini, yang mencapai 80%,” ujar Qodari pada Senin, 29 September 2024.
Menurut data yang disampaikan Qodari, survei tersebut menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Edy Pratowo mencapai 80,7%. Dukungan masyarakat yang puas dengan kepemimpinan ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan elektabilitas pasangan Agustiar-Edy.
Qodari mengungkapkan bahwa 46,8% dari mereka yang puas terhadap pemerintahan Sugianto secara otomatis memilih Agustiar dan Edy sebagai calon gubernur dan wakil gubernur mendatang.
Faktor kedua yang disebut Qodari adalah tingginya kepuasan masyarakat Kalimantan Tengah terhadap kinerja Presiden Joko Widodo. Berdasarkan survei, kepuasan masyarakat terhadap Presiden Jokowi di provinsi ini mencapai 85,1%. Sebagian besar, yakni 40,8%, dari publik yang puas terhadap kinerja Jokowi menjatuhkan pilihan kepada pasangan Agustiar-Edy.
“Pasangan ini temanya adalah keberlanjutan. Sama halnya dengan di tingkat nasional, ketika kepuasan terhadap Jokowi tinggi, maka calon presiden yang paling dekat dengan keberlanjutan, yaitu Prabowo Subianto, itu unggul,” ungkap Qodari, menyoroti pola yang serupa di tingkat lokal dan nasional. Qodari juga menilai, masyarakat cenderung memilih kandidat yang dinilai mampu melanjutkan program-program yang telah dirintis oleh pemimpin sebelumnya.
“Kita tahu bahwa Agustiar Sabran adalah saudara atau kakak dari Sugianto Sabran. Berdasarkan pengalaman baik di pilpres maupun di berbagai pilkada, jika kepuasan terhadap keluarga tinggi, maka dukungan kepada kandidat akan tinggi,” jelas Qodari.
Alasan ketiga yang mendukung dominasi elektabilitas Agustiar-Edy adalah tingkat pengenalan yang sudah tinggi di kalangan masyarakat Kalimantan Tengah. Agustiar Sabran, yang menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng sekaligus mantan anggota DPR RI, sudah dikenal luas oleh masyarakat lokal. Sementara itu, Edy Pratowo, sebagai wakil gubernur petahana, juga memiliki tingkat pengenalan yang tergolong signifikan.
“Dugaan saya, tingkat pengenalan kepada Pak Agustiar juga sudah tinggi, wakilnya juga tinggi. Memang tidak ada data spesifik dalam survei tersebut, tetapi kita tahu bahwa Pak Agustiar adalah Ketua Dewan Adat Dayak yang juga anggota DPR, sehingga selama ini sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat di Kalimantan Tengah,” ungkap Qodari.
Dengan latar belakang ini, Qodari melihat bahwa pasangan Agustiar-Edy memiliki keunggulan yang kuat dibandingkan dengan pasangan calon lainnya. Tingkat pengenalan dan keterikatan pasangan ini dengan pemerintahan Sugianto Sabran, ditambah dengan tingginya kepuasan terhadap kinerja Jokowi, menjadi fondasi utama tingginya elektabilitas mereka.
“Kalau wakilnya Edy Pratowo adalah wakil gubernur petahana, jadi secara otomatis tingkat pengenalannya juga tinggi. Saya kira itulah tiga alasan mengapa pasangan Agustiar dan Edy Pratowo unggul di Kalimantan Tengah,” tutup Qodari.
Reporter: Aris Kurnia Hikmawan