Kepemimpinan Andre Agas Selama 5 Tahun di Nilai Gagal Oleh Yohanes Oci

waktu baca 2 menit
Minggu, 1 Sep 2024 09:39 0 289 Redaksi

MANGGARAI TIMUR, L86news.com – Pengamat kebijakan publik dari Pusat Studi Politik dan Pemerintahan Indonesia (Puspolrindo), Yohanes Oci menilai Andre Agas selama memimpin Manggarai Timur gagal dalam menyelesaikan permasalahan – permasalahan primer.

Yohanes Oci dalam penjelasannya jika Andre Agas telah gagal dalam memimpin Manggarai Timur sebab permasalahan mendasar seperti pembangunan infrastruktur, masalah SDM, masalah ekonomi sehingga meningginya angka kemiskrinan ekstrim gagal dibenahi oleh Andre Agas.

“Kita tau bahwa permasalahan di Manggarai Timur dari dulu sejak era Yosep Tote dan Andre Agas selama dua periode sangat gagal dan setelah itu Andre Agas menjadi bupati kemarin itu gagal juga. Indikator kegagalan itu terlihat dibeberapa faktor seperti infrastruktur yang tidak diurus, masalah SDM, dan masalah ekonomi sehingga menyebabkan meningginya angka kemiskinan ekstrim,” tegas Yohanes Oci ketika dimintai keterangannya, Minggu (01/09/2024).

Ketika diminta tanggapan terkait adanya pinjaman dari Bank NTT untuk pembangunan infrastruktur beberapa ruas jalan di Kabupaten Manggarai Timur oleh Andre Agas, dirinya menjelaskan itu bukan prestasi tapi itu kegagalan Andre Agas dalam menaikan PAD Kabupaten Manggarai Timur selama lima tahun terakhir.

“Itu bukan prestasi (pinjaman dari bank NTT) tapi itu kegagalannya Andre Agas dan dia sedang mempertontonkan ketidak mampuannya dalam menaikan PAD di Kabupaten Manggarai Timur dari sektor urusan pilihan yang diberikan kewenangan dalam UU No.23 Tahun 2014,” jelas akademisi asal Kabupaten Manggarai Timur ini.

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa pembenahan infrastruktur dan pengembangan SDM adalah faktor kunci untuk peningkatan pembangunan daerah sehingga otonomi daerah itu menjadi nyata bukan hanya sebatas ilusi semata.

“Logika berpikir sederhana, kalau infrastruktur mamadai pasti sektor ekonomi akan baik karena berkaitan dengan mobilisasi masyarakat dalam pengembangan ekonomi serta berpengaruh pada penekanan inflasi dan apabila SDM masyarakat mumpuni maka muncul kreativitas dan inovasi masyarakat nantinya. Itu yang disebut tujuan otonomi daerah itu nyata bukan hanya sebatas ilusi,” paparnya.

Pemerintah daerah itu dituntut untuk menemukan ikon daerahnya sehingga adanya urusan pilihan dan itu sebagai modal dasar peningkatan PAD daerah. Berhasil atau tidaknya pemerintah daerah itu tergantung pada naik atau tidaknya PAD didaerah tersebut.

“Makanya pemda itu harus inovatif dan kreatif serta punya visi yang jelas dalam membangun daerah bukan hanya asal menjabat, dia (pemda) harus bisa menemukan ikon daerahnya dan itu telah dijelaskan dalam Undang-undang Pemda kita lihat dalam urusan pilihan. Keberhasilan pemda itu apakah bisa menaikan PAD atau tidak sehingga dia lepas dari bayang-bayang dana pinjaman dan sedikit lepas ketergantungan pada pemerintah pusat. Itu kuncinya,” tutupnya.

Reporter : Bino Maot

LAINNYA