x

340 Siswa SMAS St. Gregorius Reo Ikuti Simulasi Persiapan Test Kemampuan Akademik 2025

waktu baca 3 menit
Kamis, 9 Okt 2025 18:26 440 Redaksi

MANGGARAI, L86News.com – Sebanyak 340 siswa SMAS St.Gregorius Reo mengikuti kegiatan Simulasi persiapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) tahun 2025 yang berlangsung selama lima hari, Rabu hingga Minggu tanggal 08-12 Oktober 2025 bertempat di Laboratorium Komputer (LAB) sekolah itu.

Simulasi ini didampingi oleh 1 orang proktor dan 5 orang teknisi,antara lain Gregorius Ambot,S.Pd,Gr selaku Proktor, Yohanes Anjelo P. Davids, S.Kom, Konstantinus Jenudin, S.Pd, Gr, Kamilus Teven, S.Pd, Rikardus Darmanto, S.Kom, Andreas Watu, S.Pd, masing-masing sebagai tim teknisi. Hadir juga Kepala SMAS St.Gregorius Reo RD. Agustinus Sunday Cakputra, S.Fil,M.Th memantau jalanya kegiatan simulasi.

Kepala SMAS St.Gregorius Reo, RD. Agustinus Sunday Cakputra menjelaskan kegiatan simulasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan mekanisme penggunaan aplikasi ujian berbasis komputer.

“TKA ini bersekala nasional yang diikuti seluruh SMA/MA/SMK seluruh Indonesia dengan tujuan utama untuk memantau kesiapan sekolah terkait infrastruktur komputer, jaringan internet,listrik, dan penggunaan sistem dan mekanisme yang akan diterapkan pada pelaksanaan TKA” ucapnya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan pentingnya pelaksanaan simulasi ini sebagai langkah antisipatif bagi sekolah untuk melihat kekurangan dari persiapan agar memastikan pelaksanaan TKA bisa berjalan dengan baik.

“Dari pelaksanaan simulasi ini sekolah bisa melihat kekurangan dari rangkaian persiapan, ketika ada yang kurang,sekolah bisa mempersiapkan dalam waktu mendatang agar pada saat ujian TKA nanti bisa berjalan dengan baik” ujarnya.

Sekolah mendukung penuh pelaksanaan imulasi ini dengan mengalokasikan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk kesiapan teknis. Hal ini dilakukan agar memastikan pelaksanaan TKA bisa berjalan dengan lancar.

Pada kesempatan yang sama Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Gregorius Ambot,S.Pd,Gr menjelaskan TKA menjadi program penting Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai acuan untuk mengukur kompetensi peserta didik serta pemetaan mutu pendidikan secara nasional.

“TKA merupakan program Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik yang terstandar untuk keperluan seleksi akademik serta sebagai dasar untuk pengendalian mutu pendidikan secara nasional”.

Agar TKA bisa berjalan dengan baik, lanjut Dia, maka sekolah perlu mengikuti simulasi agar memastikan persiapan insfrastrukur dan kesiapan siswa dalam menahmi model soal dan mekanisme penggunaan aplikasi ujian berbasis komputer.

Sementara Konstantinus Jenudin, S.Pd,Gr salah satu anggota tim teknisi menyampaikan beberapa kendala teknis selama pelaksanaan simulasi yang perlu mendapat perhatian khusus bagi tim teknisi untuk dilakukan perbaikan agar pelaksanaan TKA tidak mengalami kendala.

“Persiapan kami sudah dari beberapa minggu yang lalu untuk menyiapkan fasilitas berupa komputer,jaringan internet,instalasi listrik, dan peralatan lainnya. Pada pelaksanaan simulasi hari pertama kami mengalami kendala terkait beberapa unit komputer yang eror disebabkan arus listrik yang tidak stabil dan juga kondisi pc yang terlalu panas” tungkasnya.

Gio Lalang salah satu peserta simulasi TKA mengungkapkan rasa senangnya karena telah mengambil bagian dalam kegiatan simulasi, menurutnya kegiatan simulasi ini sangat penting bagi dirinya untuk bisa memahami penggunaan aplikasi dan gambaran soal yang akan diuji pada pelaksaaan TKA November mendatang.

“Saya merasa sangat senang setelah mengikuti simulasi ini, karena melalui simulasi ini saya bisa memahami tentang cara menggunakan aplikasi ujian berbasis komputer sekaligus mendapatkan gambaran terkait model soal yang akan diuji dalam kegiatan TKA nanti” ujar Gio.

Ia juga menilai level soal yang diuji dalam simulasi ini membutuhkan pemikiran tingkat tinggi,meski demikian Dia juga mengaku siap untuk mengerjakan soal TKA karena sudah dibekali dengan kegiatan bimbingan sore yang difasilitasi oleh pihak sekolah.

“Untuk bentuk soal dalam simulasi ini menurut saya cukup sulit dan membutuhkan pemikiran tingkat tinggi, tetapi saya percaya melalui kegiatan bimbingan sore selama ini bisa membantu saya menyelesaikan soal dengan baik” tukasnya.

KOLOM IKLAN








LAINNYA
x