Korban Luapan Bendungan Way Curup Terus Menjerit, Warga Minta Ganti Rugi Jika Ingin di Jadikan Waduk

waktu baca 3 menit
Minggu, 26 Jun 2022 19:01 116 Redaksi

LAMPUNG TIMUR, L86NEWS.COM – Para petani sawah di Lampung Timur terus menjerit seiring luapan air bendungan Way Curup di Kecamatan Mataram Baru yang terus membanjiri sawah di sekitarnya.

Betapa tidak, satu satunya lahan tempat menghidupi ke luarga kini tak lagi produktif.  Sawah tak bisa di garap, air bendungan menggenangi sawah seperti tak akan pernah surut.

Setidaknya terdapat puluhan petani dari Desa Srimenanti, Kecamatan Bandar Sribhawono, Desa Rajabasa Baru Kecamatan Mataram Baru dan Desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara jadi korban.

Puluhan warga yang memiliki sawah di area bendungan, hari ini Minggu (26/6/2022) mulai mencari solusi dengan berkumpul di pinggir ratusan hektar sawah yang sudah bertahun tahun tak lagi produktif.

Surip salah satu petani asal Desa Braja Fajar menjelaskan bahwa ratusan hektar sawah tersebut sebelum ada peninggian bendungan merupakan lahan subur, produktif dan menghasil kan puluhan ton padi.

“Dulu sawah kami tidak seperti ini, kondisinya dulu bisa kami tanami 2 kali setahun dan menghasilkan puluhan ton padi, sekarang terendam luapan bendungan dan gak bisa lagi di tanami,” ujarnya

Hamparan sawah di Desa Srimenanti yang dulunya menghijau oleh tanaman padi, lanjut Surip kini berubah menjadi hamparan semak belukar dan di rendam air setinggi paha orang dewasa.

“Saya dan puluhan petani yang sawahnya terendam luapan sungai Way Curup sengaja berkumpul di tepi sawah ini untuk mencari solusi, tapi belum ada titik temu dan ke siapa kami harus mengadu,” keluh Surip

Mengadu ke UPTD Perairan Way Curup, kata Surip sudah pernah di lakukan, tapi juga gak ada solusi. “Kami bingung mau kemana lagi, sampai sekarang hanya bisa mengeluh,” ucapnya sembari menghela nafas dalam.

Berdasar keterangan warga, persoalan itu muncul setelah pihak Balai Besar Wilayah Sungai Sekampung Mesuji (BBWS-MS) membangun bendungan terlalu tinggi sehingga air tidak landai turun ke hilir tapi tertampung dan meluap ke ratusan hektare sawah di atasnya.

Jika memang akan di jadikan waduk, para petani berharap pemerintah segera memberi ganti untung. Jika tidak mereka minta pihak balai memulihkan bendungan seperti sedia kala.

“Mau musim kemarau atau musim hujan, tetap saja kami tidak bisa bercocok tanam di sawah ini. Sementara sumber penghasilan kami dari sawah ini,” tambah Surip.

Keluhan senada juga di sampaikan salah satu petani yang sedang membersihkan rumput di sawahnya. Menurut dia, sudah cukup lama sawah nya tidak bisa di tanami.

“Di sekitar sawah ini memang ada aliran sungai alam, tapi karena bendungan di tinggi kan oleh PU, sungai alam ini meluap hingga membanjiri sawah di sini,” ucapnya. 

Reporter : Aw86

KOLOM IKLAN







LAINNYA
x