KEPULAUAN MENTAWAI, L86NEWS.COM – Gema Takbir berkumandang di Kepulauan Mentawai seiring datang nya hari Raya idul Fitri 1443 H. Sholat idul Fitri 1443 H di laksanakan di Masjid Nurul Ikhlas Kepulauan Mentawai, Senin (1/05/22) pukul 08.00 Wib.
Dalam khutbah idul Fitri 1443 H, Kabagren Polres Mentawai Akp H. Syafrizen SH. DT Rang Batuah menyampaikan Tiga Nasehat Ramadhan di hari yang Fitri, berikut kutipan lengkap khutbahnya.
Pada hari pertama bulan syawal ini, marilah kita selalu meningkatkan taqwa kita kepada Allah ta’ala dengan berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan Nya.
Setelah kita membakar dosa-dosa selama Ramadhan penuh, kita berpuasa, beribadah malam, tadarus Al-Qur’an, sedekah, zakat, menyantuni yatim-piatu, shalat berjamaah, i’tikaf dan lain sebagainya, tibalah saatnya kita sekarang meraih kemenangan besar, sebuah kemenangan berperang dengan hawa nafsu dan menghajarnya selama satu bulan penuh. Tentu, capaian ini semata karena anugerah dari Allah SWT.
Tidak semua muslimin yang mampu berpuasa lalu mereka diberi pertolongan Allah bisa menjalankan puasa. Tidak semua muslimin yang mampu berzakat, lalu mereka diberi taufiq bisa menunaikan zakat, begitu pula shalat jamaah, sedekah dan lain sebagainya.
Artinya, bagi siapa saja yang bisa menjalankan ibadah, itu hanya pemberian anugerah Allah SWT. Atas dasar anugerah inilah, di pagi ini kita layak bergembira menyambutnya. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا، هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ
Katakan wahai Muhammad, dengan anugerah Allah dan RahmatNya, dengan itu, maka bergembiralah. Hal itu lebih baik dari pada apa saja yang telah mereka kumpulkan. Bergembira di sini tidak boleh diartikan dengan sembarangan.
Luapan ekspresi kegembiraan itu harus tidak bertentangan dengan norma syari’at. Kita tidak boleh mengungkapkan kegembiraan dengan pesta miras, bersalaman, bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram, rekreasi di tempat maksiat, dan lain sebagainya.
Namun kita harus mengisinya dengan aneka macam kegiatan positif, seperti mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil, silaturahim, bermaaf-maafan, dan lain sebagainya.
Hadirin… Jika kita kaji secara mendalam tentang rangkaian ayat Al-Qur’an yang mewajib kan puasa di bulan Ramadhan sebagaimana yang telah kita laksanakan, setidaknya menurut Syekh Sulaiman bin Umar dalam kitab Al-Futuhat Al-Ilahiyyah menyebutkan, ada tiga poin yang dapat kita ambil pelajaran, yaitu:
1. وَلِتُكْمِلُوْا الْعِدَّةَ 2. وَلِتُكَبِّرًوْا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ 3. وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Poin Pertama, kalimat ولتكملوا العدة Alhamdulillah, dengan taufiq dan inayah Allah kita dapat menyelesaikannya dengan baik. Kita sudah berusaha sekuat tenaga. Adapun diterima atau tidak, mari kita serahkan kepada Allah ta’ala. Secara syari’at kita telah berusaha menyelesaikan misi mulia ini dengan komplet.
Poin kedua ولتكبروا الله على ما هداكم اي لِمَعَالِمِ دِيْنِكُمْ Potongan ayat ini Allah memerintahkan kita semua senantiasa menggemakan takbir seusai puasa Ramadhan dan hal ini telah kita laksanakan semalam.
Takbir di sini jangan hanya diartikan terkhusus pada orang yang mengikuti takbir keliling atau yang memakai loadspeaker di masjid-masjid, surau-surau, namun siapa saja dan di mana saja.
Perintah takbir di sini dilanjutkan dengan struktur kalimat berikutnya على ما هداكم yang mempunyai arti عَلَى مَا هَدَاكثمْ لِمَعَالِمِ دِيْنِكُمْ maksudnya karena Allah ta’ala memberikan hidayah kepadamu terhadap tanda-tanda agamamu (Islam).
Poin Ketiga,ولعلكم تشكرون) الله على ذلك) Merupakan sasaran akhir diwajibkannya puasa sebagai bunga rampainya yaitu bersyukur ولعكم تشكرون . Menurut ulama ahli bahasa, di mana ada fiil mudlari’ didahului kata لعل maka mempunyai tujuan لِلإِيْجَاب berarti syukur kepada Allah hukumnya wajib yang dalam hal ini kita laksanakan dengan membayar zakat fitrah.
Sidang shalat Idul Fitri yang berbahagia, Sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah, kita perlu mengaplikasikannya dengan tiga rukun syukur sebagai berikut:
1. Syukur bil janan, syukur dengan hati. Merasa berterima kasih atas beragam nikmat besar yang telah kita terima dari Allah ta’ala.
2. Syukur bil lisan, syukur dengan lisan, kita ungkapan kegembiraan kita dengan mengucap hamdalah, takbir, tahmid dan perkataan-perkataan baik yang lain.
3. Syukur bil arkan, syukur dengan anggota badan, kita tunaikan shalat Idul Fitri, kita buat ibadah badaniyah yang lain, silaturahim, bersedekah dan lain sebagainya.
Jangan kita artikan, untuk mengungkapkan rasa syukur di hari raya harus dengan bentuk menyajikan makanan yang serba lezat, pakaian dan kendaraan yang mewah.
Ada sebuah kisah. Di hari raya seperti ini, dahulu kala, ada masyarakat yang datang sowan ke kediaman amirul mukminin semasa kekhalifahan umawiyah, mereka ingin menyampaikan tahni’ah, ucapan selamat hari raya kepada Umar bin Abdul Aziz.
Setelah orang-orang tua pulang, giliran anak-anak remaja masuk ke rumah sang khalifah, di antara mereka yang duduk, justru terdapat putra khalifah yang memakai pakaian yang lama, lusuh, sedangkan tampak kontras tampak pada anak-anak rakyat jelata justru memakai pakaian yang serba baru.
Tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz menangis tersedu-sedu , lalu anaknya datang mendekat. “Ayah, apa gerangan yang membuat engkau menunduk dan menangis begini ?”
Kwatir engkau kecewa melihat tamu yang datang berpakaian serba baru sedangkan engkau wahai anak ku berbaju lusu dan lama
Wahai Ayahku kata anaknya bagiku, 1 Syawal shalat Idul Fitri Hari Raya Bulan ini, hari hari dalam hidup adalah hari raya, Karena selalu berada dalam ketaatan kepada Allah tanpa maksiat itulah yg dimaksud hari – hari dalam kehidupan adalah hari raya.
Bukan karena baju baru tetapi bagaimana dalam hidup benar-benar selamat terjaga dari kemaksiatan kepada Allah. Berubah menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Reporter : Toni