BANYUMAS, L86News.com – Kementerian Agama Kabupaten Banyumas turut hadir dalam kegiatan rutin Breakfast Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia bersama Menteri Agama RI, KH. Nasaruddin Umar, pada Selasa pagi (14/10/2025) pukul 05.30 WIB.
Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid itu diikuti oleh para pejabat eselon pusat, Kepala Kanwil, serta Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Dalam forum yang sarat makna itu, Menag menekankan pentingnya penguatan data kelembagaan dan solidaritas lintas sektor pasca runtuhnya Gedung Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo.
“Peristiwa itu menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kita malu untuk berkomentar karena selama ini bantuan terhadap pesantren masih sangat minim. Kini saatnya kita bergerak bersama, memperkuat data, dan memastikan semua bangunan lembaga keagamaan aman serta layak,” tegas Menag.
Usai kegiatan, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, H. Ibnu Assaddudin, memberikan keterangan kepada humas Kemenag dan awak media, yang intisarinya Dari Tragedi Al-Khoziny Menuju Penguatan Data, Keterbukaan, dan Kemandirian Pesantren
Ia menjelaskan bahwa pertemuan kali ini menjadi momentum reflektif untuk memperkuat sinergi dan kepekaan seluruh jajaran Kemenag dalam menjaga keselamatan dan keberlanjutan lembaga keagamaan.
“Bagaimana kita mencintai Tuhan yang tidak tampak ? Dengan mencintai ciptaan-Nya, merawat pesantren, dan memastikan setiap bangunan menjadi tempat aman bagi ilmu dan ibadah,” tuturnya penuh renungan.
Lebih lanjut, H. Ibnu menegaskan bahwa arahan Menag dan Sekjen Kemenag menitikberatkan pada tiga hal, penguatan manajemen pengetahuan, branding pesantren di mata publik, dan sinergi antar-ormas serta lembaga dalam memandirikan pesantren. RMI dan organisasi keagamaan diharapkan mampu menjadi penggerak utama yang menautkan pemerintah, Baznas, akademisi, dan masyarakat dalam satu gerak bersama membangun kemandirian pesantren.
Dalam kesempatan yang sama, H. Ibnu juga menyampaikan bahwa Kemenag Banyumas siap menindaklanjuti hasil pertemuan itu dengan melibatkan akademisi dan tenaga ahli, termasuk Prof. Agus Sumaryoto dari Unsoed, yang telah menyatakan kesediaannya membantu asesmen teknis kelayakan bangunan pesantren di Banyumas. Langkah ini menjadi bagian dari upaya preventif agar tidak terjadi kembali peristiwa serupa di masa depan.
Menutup penjelasannya, H. Ibnu menyampaikan pesan bernuansa spiritual dan reflektif:
“Tidak usahlah repot berjuang menjadi orang paling pintar atau hebat. Cukup jadilah insan yang disiplin, peka, dan hadir di tengah umat sebagai wakil Tuhan di panggung sandiwara kehidupan. Karena sesungguhnya dunia ini hanyalah panggung ujian, dan tugas kita adalah memainkan peran dengan penuh tanggung jawab dan cinta.”
Dengan semangat itu, Kemenag Banyumas meneguhkan komitmennya untuk menjadi bagian aktif dari gerakan nasional penguatan pesantren, menjadikan lembaga pendidikan Islam bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga benteng keselamatan, ilmu, dan keberkahan bagi umat.