BANDUNG BARAT, L86NEWS.COM – Amira Khoerunisa (12) putri pertama pasangan Aisyah dan Rohaedin warga Kampung Pangkalan, RT 03 RW 12, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Bandung Barat ini sejak tahun 2019 hanya bisa tergolek di tempat tidur.
Berbagai upaya dan segala ke mampuan keluarga sudah di curahkan agar Amira sehat dan normal seperti anak-anak seusianya. Namun, nasib berkata lain. Kondisi ekonomi keluarga yang hanya pas pasan menjadi faktor utama lemahnya penanganan penyakit si buah hati Aisyah
Berdasar informasi yang berhasil di himpun Liputan86, Amira Khoerunisa lahir pada tahun 2010 dengan kondisi normal. Namun, Amira baru bisa jalan saat ia menginjak usia 5 tahun, dan kondisinya pun tak selincah atau se normal anak-anak lain.
“Anak saya ini bernama Amira Khoerunisa, ia lahir tahun 2010 dengan kondisi normal seperti anak anak yang lain, tapi ada keterlambatan dari segi jalan, karena baru bisa berjalan saat usia 5 tahun, itupun tidak normal seperti anak seusianya,” kata Aisyah (33) saat di kunjungi media, Jumat (25/3/2022).
Dijelaskan Aisyah, saat usia 8 Tahun, Amira Khoerunisa pernah ia bawa ke daerah Jambi untuk ikut suami yang kerja di ladang sawit sebagai buruh harian lepas. Pada tahun 2019, Amira sakit dan hanya terbaring di tempat tidur hingga saat ini.
“Kami se keluarga sudah berusaha melakukan berbagai pengobatan, baik secara medis maupun non medis. Tapi hingga saat ini, anak saya tidak kunjung ada perubahan,” keluh Aisyah sembari sesekali mengusap air matanya.
Terkait berbagai bantuan yang di sediakan pemerintah bagi warga kurang mampu, Aisyah mengaku belum pernah mendapatkan. “Kami dan keluarga berjuang sekuat tenaga dan belum pernah ada bantuan untuk menjaga dan merawat Amira,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Aisyah, anak nya hanya makan bubur dan minum susu Dancow karena tidak bisa konsumsi makanan yang lain. “Untuk memenuhi kebutuhan makanan bubur dan susu serta beli pampers, kami dan keluarga berusaha sekuat tenaga,” jelasnya.
Rohaedin ayah Amira hingga saat ini masih bertahan di perkebunan kelapa sawit di daerah Jambi sebagai buruh harian lepas. Ia bekerja di bayar Rp 100 ribu pe hari. Namun, setelah di pakai untuk makan dan keperluan lain, per hari bersih Rp 50 ribu.
Meski sulit, Aisyah mengaku akan tetap tetap sabar, tabah dan selalu berdoa ke pada Allah SWT agar Amira Khoerunisa bisa cepat sembuh dan bermain seperti anak anak seusianya.
“Saya cuma bisa berharap, karena selama ini saya juga tidak tau dan bagai mana caranya bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. Tapi yang jelas Amira adalah anak yang harus saya perjuang kan sekuat tenaga. Karena selama ini saya juga belum pernah mendapat bantuan apapun,” pungkasnya.
Reporter : D. Silalahi