MANGGARAI, L86News.com –Kepala Cabang Kejaksaan Negeri (Kacabjari) Manggarai di Reo, Riko Budiman, S.H, M.H., Koperatif sikapi Respon Demo Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (Ampak), pada Rabu, (30/04/2025).
Aksi demo yang di gelar di kantor Kejari Manggarai di Reo tersebut menyoroti adanya dugaan Korupsi, Nepotisme dan Kolusi terhadap pengerjaan proyek irigasi Wae Kaap tahun anggaran 2024 di Kecamatan Reok.
Berdasar informasi di lapangan, Kacabjari Manggarai di Reo merespon tuntutan pendemo dengan mendengar secara langsung tuntutan pernyataan sikap Ampak dan mengajak dialog secara terbuka.
Merespon tuntutan petisi Ampak tersebut, Riko berjanji akan segera menindak lanjuti tuntutan pendemo tersebut, walaupun proyek Wae Kaap dalam masa pemeliharaan.
“Yang jelas kami akan segera memanggil para pihak yang bertanggung jawab terhadap pengerjaan proyek irigasi Wae Kaap untuk di mintai keterangan dan klarifikasi,” pungkas Riko
Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Manggarai menyatakan siap memperbaiki proyek Irigasi Wae Kaap, Reok.
“Proyek itu masih dalam masa pemeliharaan sampe 29 Oktober 2025, dan kalapun ada kerusakan masih bisa diperbaiki di masa pemeliharaan,” kata PPK Manggarai Chitra Ayu Puwarini, ST melalui pesan WatshApp, Rabu (30/4)
Menurutnya, selama pelaksanaan proyek dan penggunaan matrial tidak pernah ada komplain dari masyarakat. “Bahkan hingga proyek selesai di kerjakan dan sudah PHO pada Oktober 2024,” ucapnya
Namun, secara tegas Citra tetap tidak menutup mata terhadap masukan dan berharap masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam pengawasan proyek. “Tapi harus obyektif dan mengedepankan data yang akurat,” pungkasnya.
Sementara berdasarkan informasi di lokasi, aksi demo di Kantor Kejari Manggarai di Reo itu merupakan representasi warga Reok sebagai bentuk keprihatinan dan tuntutan atas dugaan penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.
Proyek dengan nilai kontrak Rp. 1.493.052.550,00 bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2024 itu, menurut pendemo bukan menjadi solusi kebutuhan petani tapi menimbulkan masalah baru.
Karena, beberapa bulan setelah serah terima pekerjaan, dilokasi proyek ditemukan retakan pada struktur bangunan irigasi, beton pecah, lapisan mengelupas dan berdampak pada distribusi air.
Kontributor : Bino Maot