Tragedi Pipa Rokok, Oleh Cecik Mikael

waktu baca 5 minutes
Minggu, 9 Mar 2025 21:15 0 32 Redaksi

Pada tahun 2012, kebutuhan pipa rokok di desa Luluhlanta sangat tinggi. Semua masyarakat penikmat rokok mengendaki kehadiran pipa rokok itu. Entah alasan apa yang membuat mereka membutuhkan pipa itu, tetapi yang pasti sangat dibutuhkan. Seorang mantan pemimpin di desa Luluhlanta (Hendraman) yang sangat berjasa bagi masyarakat setempat mendengar langsung keluhan masyarakat kemudian berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Diskusi dan rencana mulai dibangun. Ketika sudah berhasil menghimpun 2 atau 3 orang, maka diputuskan untuk mencari orang baik, donatur. Setelah disepakati waktunya, maka secara adat mereka menemui sang donatur. Sang donatur menerima permohonan itu dengan didukung oleh orang-orang kulit putih yang memiliki banyak uang.

Setelah ada dukungan itu, maka pihak donatur memberikan pipa rokok melalui orang-orang yang meminta bantuan itu, yakni Hendraman dan teman-temannya. Pada saat acara penyerahan, dengan dipimpin oleh Hendraman acara-acara adat dilangsungkan secara meriah. Bahkan orang kulit putih yang juga menjadi pendonor utama dihadirkan dalam acara itu. Cindramata pun diberikan kepada para donatur. Bahkan Hendraman rela merogoh kocek pribadi untuk membeli cinderamata kemudian diberikan kepada para donatur.

Waktu terus berjalan, berbagai informasi terkait keberadaan pipa rokok sedikit mencemaskan. Selain karena pipanya sudah banyak yang hilang dan rusak, lebih dari itu karena ada yang memanfaatkan pipa rokok untuk kepentingan pribadi. Bahkan ada yang dengan sengaja merusakan pipa rokok demi diadakannya pipa rokok baru melalui proposal.

Pilatus, anak kandung dari Hendraman mendengar langsung tentang penyalahgunaan pipa rokok. Sambil termenung di bawah pohon kresen, samping rumah miliknya, ia memutuskan untuk mengumpulkan pipa rokok yang terbuang, terbengkelai dan tercecer. Pilatus mengamankan pipa rokok yang tersisa itu di gudang pribadinya yang terbuka supaya tidak rusak dan semua orang yang lewat bisa melihat pipa rokok itu. Apalagi yang menghadirkan pipa rokok itu adalah ayahnya, maka ia merasa kecewa dan sedih kalau tidak mengamankan pipa rokok itu, pintanya dalam hati.

Sudah cukup lama Pilatus mengamankan dan menyimpan pipa rokok. Bahkan suatu pagi ada tetangga rumahnya (Hara) yang meminta untuk menggunakan pipa rokok itu selama 1 minggu, kemudian dikembalikan kepada Pilatus. Tak terduga di suatu sore, Carlos membutuhkan pipa rokok entah untuk kebutuhan apa. Carlos meminta kepada Pilatus. Bagi Pilatus, siapa pun bisa menggunakan pipa rokok itu asalkan dijaga dengan baik. Oleh karena permintaan Carlos disepakati, maka pipa rokok pun dipinjamkan kepada Carlos pada siang hari.

Pada saat peminjaman, Hara sebagai tetanggnya Pilatus mendokumentasikan proses itu. Hasil dokumentasi itu sebagai salah satu bukti bagi Damaskus untuk melaporkan Pilatus kepada Kepala Hansip bahwa Pilatus mencuri pipa rokok. Anehnya, hampir 2 tahun yang lalu , Hara sudah menggunakan pipa rokok itu untuk kepentingan pribadi tetapi Damaskus tidak melaporkan Hara sebagai pencuri pipa rokok kepada Kepala Hansip.

Informasi terkait pelaporan itu tidak pernah dibayangkan oleh Pilatus. Oleh karena Carlos sudah memanfaatkan pipa rokok itu, maka ia mengembalikannya kepada Pilatus. Dua hari setelah pengembalian, Pilatus dijemput paksa oleh Kepala Hansip bersama bawahannya pada malam hari. Pilatus sangat kaget dengan kejadian itu. Dengan segala kerendahan hati, Pilatus menyetujui. Syukurnya dalam proses penjemputan paksa itu, para hansip tidak melakukan tindakan di luar wewenang mereka.

Namun indikasi kejanggalan dalam proses pemanggilan paksa untuk dimintai keterangan terhadap Pilatus mulai muncul. Kemunculan itu ketika Pilatus menceriterakan semua kejadian yang dialaminya kepada saudaranya. Kejanggalan itu teristimewa dilakukan oleh para hansip. Bayangkan saja, kurang lebih 500 meter dari rumahnya Pilatus terdapat rumahnya Damaskus. Di rumah Damaskus, para hansip beristirahat sekitar 1 jam. Dua orang hansip bersama Pilatus berada di jalan, sedangkan dua hansip lainnya bertamu di rumahnya Damaskus. Kurang lebih satu jam telah dilewati, dua anggota hansip keluar dari dalam rumah Damaskus sambil membawa 2 bungkus rokok surya dan 2 botol minuman (entah minuman jenis apa, tetapi ada dugaan….?)

Perjalanan pun dilanjutkan, keempat hansip dan Pilatus menuju Kantor Pos Hansip. 1 kilo meter sebelum memasuki Pos Hansip terdapat rumah pak RT. Salah satu hansip bertanya kepada teman-teman hansip lainnya, apakah kita harus bertamu di rumahnya ketua RT? Namun, salah satu anggota hansip menjawab: “jangan singgah”. Beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di kantor Pos Hansip. Pilatus melihat para hansip yang sedang bertugas. Menurut kesaksian Pilatus, ada salah satu hansip yang memvonis Pilatus dengan mengatakan: “oh….ini pencuri pipa rokok?”. Dengan tegas Pilatus menjawab:”saya tidak mencuri pipa rokok. Saya hanya mengamankan”.

Kurang lebih pukul 13.30 dini hari, Pilatus diambil keterangannya oleh salah satu hansip yang bernama Jufri. Pertanyaan demi pertanyaan dijawab oleh Pilatus sesuai dengan apa yang telah dilakukannya. Pada satu bagian pertanyaan, Pilatus sepertinya dipaksa oleh Jufri supaya Pilatus jujur bahwa dia telah mencuri. Hampir tiga atau empat kali dipaksa untuk menjawab jujur bahwa Pilatus telah mencuri, tetapi Pilatus selalu mengoreksi itu bahwa dia tidak mencuri. Sedikit ada keganjalan bahwa masih tentang pemaksaan di atas tadi, Jufri menyuruh Pilatus menandatangani berkas keterangannya, meskipun belum ada koreksi terkait pemaksaan keterangan bahwa Pilatus harus jujur mengatakan bahwa dia mencuri. Dalam hati Pilatus bertanya: “apakah jawaban saya bahwa saya tidak mencuri sudah dikoreksi oleh Jufri dalam berita acara keterangannya”. Masih penuh misteri.

Keesokan harinya, Damaskus dan ketiga kawannya dipanggil oleh Pak Hansip Jufri untuk dimintai keterangan. Hampir 4 jam, Damaskus dan ketiga temannya diselidiki oleh Jufri. Dalam sela-sela pemeriksaan, Damaskus keluar ruangan kemudian bertemu dengan salah satu hansip yang bernama Alfa. Alfa memberikan satu bungkus rokok surya kepada Damaskus. Setelah diselidiki lebih dalam, ternyata Damaskus dan Alfa memiliki hubungan keluarga dekat. Kejadian ini disaksikan langsung oleh Pilatus dan ketiga keluarganya. Salah seorang saudaranya Pilatus berkata:”sepertinya ada konspirasi”.

Setelah keempatnya dimintai keterangan, Pilatus bersama keluarganya bertemu dengan Jufri. Jufri mengatakan bahwa dalam kasus ini Pilatus sebagai saksi dan wajin lapor setiap minggu. Setelah mendengar informasi itu dari Pak Jufri, Pilatus sangat tenang dan menatap dalam-dalam mata Pak Jufri. Tatapan Pilatus itu penuh makna dan pesan mendalam. Saudaranya menguatkan Pilatus:”Kita mesti berhamba pada kebenaran. Kebenaran adalah segala-galanya. Jangan takut, pada waktunya kebenaran akan menang”. Mendengar kata-kata penguatan dari saudaranya, Pilatus berujar:”benar-benar pipa rokok merupakan tragedi dalam hidup saya”.

Mohon maaf, jika ada kesamaan nama, tokoh, dan tempat karena hanya sekedar fiksi

KOLOM IKLAN






LAINNYA