Harlah Ke-9 Saintek UIN Walisongo, Profesor dan Doktor Baca Maulid Diba

waktu baca 3 menit
Senin, 18 Nov 2024 12:29 0 9 Redaksi

SEMARANG, L86News.com – Para profesor dan doktor di Kota Semarang membaca Maulid Diba atau Kitab AlBarzanji dalam rangka Harlah Ke-9 Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Unibversitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, kemarin Kamis Malam (15/11/2024)

Mereka adalah Prof Dr Ahmad Rofiq, Prof Dr Erfan Soebahar, Prof Dr Fatah Syukur, Prof Dr Fauzi, Prof Dr Musahadi, Dr In’amuzzahidin, Dr Anasom dan Dr Ardja Imroni.

‘’Alhamdulillah meskipun mereka sudah guru besar, profesor dan doktor tetapi masih mahir membaca mualid diba dengan lagu dan suara yang merdu,’’ kata Dr KH Ahmad Darodji MSi, Ketua Umum MUI Jateng di auditorium UIN Walisongo.

Menurutnya Maulid Diba oleh Profesor dan Doktor merupakan satu-satunya di dunia. ‘’Yang ada hanya di Kota Semarang,’’ tuturnya.

Disamping Kiai Darodji tampak Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Prof Dr Noor Achmad MA, Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Dr Nizar dan Dekan Fakultas Saintek Prof Dr Musahadi. Hadir pula perwakilan dari Undip, Unwahas, Unissula, Unnes, USM dan lain-lain. Ribuan mahasiswa dan santri Ma’had UIN Walisongo ikut larut dalam pembacaan maulid diba malam itu.

Rektor UIN Walisongo Prof Dr Nizar menyampaikan selamat kepada Fakultas Saintek yang berulang tahun ke-9. ‘’Ini momentum yang baik dan spesial karena menepati nama Universitas ini, Walisongo (Wali 9) untuk refleksi agar fakultas ini semakin berusaha keras untuk berprestasi,’’ kata mantan Sekjen Kemenag RI itu.

Nizar juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas capaian akreditasi unggul yang baru saja diterima UIN Walisongo.

Dia berharap akhir tahun ini, izin operasional Fakultas Kedokteran UIN Walisongo bisa segera turun.

Kecerdasan Spiritual
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Musahadi menyampaikan terima kasih karena Harlah Ke-9 fakultas ini semakin berkembang pesat.

‘’Perkembangan tidak saja pada aspek akademik, tetapi juga nonakademik, termasuk pengembangan kecerdasan spiritual mahasiswa,’’ kata Musahadi.

Ketua Baznas RI Prof Dr Noor Achmad MA dalam tausiyahnya mengatakan, shalawat itu ajaran Allah Swt yang diberikan contohnya oleh Allah sendiri dan para malaikat.

’Jika kita bershalawat, sesungguhnya kita bershalawat bersama Allah Swt dan para malaikat,’’ katanya.

Dalam konteks perguruan tinggi, menurutnya spirit agama harus menjadi energi untuk pengembangan keilmuan dan peran kemasyarakatan. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo menurut Noor Achmad memiliki potensi besar untuk menyeimbangkan orientasi antroposentisme dengan spiritualitas dalam memberikan guidline pada pembangunan dan pengembangan masyarakat.

‘’Tradisi keilmuan agama menyediakan khazanah yang kaya. Tetapi harus digali dengan model epistemologi yang tepat, agar khazanah tersebut tetap relevan dan fungsional untuk membangun peradaban ke depan. Di NU misalnya, pada Munas NU di Lampung diputuskan epistemologi baru dalam bermazhab, yakni tidak lagi secara qauli, tetapi secara manhaji.

Persoalannya, sejauh mana keputusan epistemologis itu ditindaklanjuti. Fakultas Sains dan Teknologi bisa berkontribusi memberikan sentuhan yang lebih terukur untuk mengembangkan epistemologi baru yang kita butuhkan,’’ kata Ketua Yayasan Wahid Hasyim Semarang itu.

Reporter : Agus F/Djarmanto-YF2DOI

LAINNYA