BANYUMAS, L86News.com – Duduk bersama, atau Bagong (Bareng Jagong) antara Gawagis dan Habaib, terus tebarkan cinta kasih sayang untuk sesama saudara Se-Tanah Air yang dikemas dalam
juguran cinta Gawagis bersama Habaib, yang dihadiri beberapa Kyai muda (gawagis) dan habaib yang ada di Banyumas.
Selain itu, acara yang dilaksanakan di Langgongsari, Rabu (09/10/2024) itu juga dibangun atas kesadaran bersama sebagai warga muslim Banyumas yang ingin kehidupannya damai, rukun, toleran dan di Indonesia agar tetap terjaga serta lestari.
Adapun yang menjadi kesepakatan dalam duduk bersama Gawagis dan Habaib Banyumas, yaitu :
Pertama, Tidak boleh adalagi pencekalan dalam bentuk apapun terhadap acara-acara keagamaan yang menjadi tradisi NU, seperti shalawatan, pengajian akbar, atau majelis ilmu yang lain. Hal ini berlaku baik yang menjadi pembicara atau imam shalawat dari kalangan habaib atau kyai/Gus NU.
Peserta juguran bertekad akan memback-up setiap acara tersebut, dengan melakukan koordinasi lintas sektor yang memungkinkan acara berjalan dengan damai dan lancar.
Kedua, Setiap acara keagamaan yang diadakan oleh warga NU atau habaib sebisa mungkin mengundang kedua belah pihak sebagai wasilah mempererat ukhuwwah, dan sekali lagi, menepis anggapan bahwa keduanya tidak harmonis.
Sebagai langkah kongkret dari egenda ini adalah meminta agar panitia HSN 2024 PCNU Kabupaten Banyumas turut mengundang para Habaib untuk hadir bersama-sama memeriahkan agenda tersebut.
Menindaklanjuti kepsepakatan ini, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Banyumas akan mengawali untuk mengundang para habaib hadir menjadi peserta dalam acara Bahtsul Masail al-Djniyyah dalam rangkaian kegiatan HSN 2024 di Masjid UNU Purwokerto pada tanggal 26 Oktober 2024 mendatang.
Ketiga, Gawagis dan Habaib, sepakat bahwa pertemuan ini bukan yang pertama dan terakhir. Akan ada pertemuan lanjutan, baik sebagai follow up “jalsah” perdana atau menjadi semacam pertemuan rutin di kemudian hari.
Terlesenggaranya duduk bersama ini sebenarnya mewakili silent majority yang secara umum merepresentasikan pola relasi antara habaib dan kyai di Banyumas yang tetap menjunjung tinggi kerukunan, toleransi, dan keramahtamahan.
Peserta silaturrahmi, meyakini bahwa framing dan propaganda “anti habaib” yang selama ini lantang disuarakan oleh sebagian kecil masyarakat Banyumas adalah vocal minority, atau “suara besar dari kelompok kecil”, bukan “suara lirih dari kelompok besar” seperti anggota majelis dan jamaahnya.
Untuk diketahui, dudk bersama atau juguran yang dihadiri oleh berbagai tokoh elemen NU dan Habaib antara lain : Gus Hasan Jatilawang, Gus Fahmi dan Gus Nar (LBM PCNU), Gus Munif (RMI PCNU), Gus Saikhu dan Gus Enjang (Pengurus PCNU), Gus Ajir dan Keluarga (PP Nurul Huda).
Sedangkan Habaib yang hadir, Habib Muhammad Kranggan, Habib Abdul Qadir M, (Habib Ading), Habib Chaidar, Habib Syafiq, Habib Ridho dan Habib Luqman (Rabitah Alawiyyah), dan habaib lainnya.
Turut serta hadir Kasatkorcab Banser Banyumas (Komandan Andri), berkomitmen untuk terus berjuang menjaga kerukunan antar umat beragama di Wilayah Banyumas, utamanya kerukunan internal umat Islam Ahlussunnah wal jamaah yang akhir-akhir ini sedikit terusik.
Reporter : Gus Atiq Nururrobbani / Djarmanto-YF2DOI).