x

Sepi Pembeli, Sejumlah Pedagang di Pasar Way Jepara Gulung Tikar, Sampai Harus Sewakan Tokonya

waktu baca 2 menit
Rabu, 6 Mar 2024 13:32 0 132 Redaksi Liputan 86

 

LAMPUNG TIMUR, L86NEWS.COM- Pekon Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, kini menjadi saksi bisu atas sunyi pasar yang dulunya ramai. Ratusan toko, terutama yang menjual pakaian, sepatu, dan perlengkapan sekolah, kini tutup akibat minimnya pembeli. Dampaknya, banyak pedagang yang terpaksa menyewakan atau bahkan menjual toko mereka.

Salah satu pedagang pakaian dan perlengkapan sekolah dasar, Sutinah, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Menurutnya, minat belanja sudah menurun drastis dalam tiga tahun terakhir. Bahkan dalam lima hari, tidak ada satupun pembeli yang datang ke tokonya.

“Menjelang puasa orang belanja keliling kelokasi pasar ramai, sekarang udah kaya pasar mati, dan sudah tiga tahun ini kondisi benar benar sepi,”  keluh Sutinah saat diwawancarai pada Rabu (6/3/2024).

Meski demikian, wanita berusia 60 tahun itu, harus bertahan di tengah sepi pasar Way Jepara. Baginya, tidak ada pilihan lain selain mengelola toko yang telah menjadi sumber penghasilan selama 20 tahun terakhir.

Dia juga mengungkapkan saat sepuluh tahun yang lalu, dia bisa mendapatkan sepuluh pembeli dalam sehari, yang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun sekarang, dia kesulitan bahkan untuk menyisihkan uang untuk tabungan.

“Boro boro untuk ditabung untuk makan saja kalau hanya mengandalkan hasil jualan di pasar sulit, kalau dipikir capek nutup bedak, buka bedak saja,” tandasnya.

Ketua Forum Pedagang Pasar Way Jepara, Misdar, menyatakan bahwa dari 500 toko yang ada di pasar Way Jepara, hanya sekitar 20 toko yang masih bertahan. Hal ini disebabkan oleh minimnya pembeli, yang membuat pedagang hanya sia-sia menghabiskan waktu dan tenaga di dalam pasar.

Misdar menambahkan bahwa dampak paling nyata dari kurangnya pembeli di pasar Way Jepara adalah adanya banyak toko semi-swalayan di sekitar pasar tersebut. Sebagai akibatnya, pembeli lebih memilih berbelanja di toko-toko semi-swalayan tersebut.

Dia juga menegaskan perlunya kebijakan dari pemerintah untuk melindungi pedagang kecil di pasar Way Jepara. Salah satunya adalah dengan memberikan batasan jarak minimal antara pasar dan toko semi-swalayan, setidaknya satu kilometer.

Melihat kondisi pasar yang sepi dari pembeli, Misdar berencana untuk bertemu dengan Kepala Dinas Pasar Kabupaten Lampung. Dia ingin membicarakan masalah ini dan mencari solusi yang tepat.

“Kalau di biarkan dan pemerintah abai tinggal tunggu waktu pasar Way Jepara hanya tinggal kenangan, karena pedagang mulai hijrah usaha lain dan meninggalkan toko masing masing,” tegasnya.

Pewarta: Ibrahim Sofyan


Eksplorasi konten lain dari L86News.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

LAINNYA
x
x