CILACAP, L86News.com – Bertempat di Pendopo Jati Kusuma Desa Karangjati, Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap pada Senin (28/8/2023), berlangsung Tablik Akbar & Gema Sholawat Remaja Masjid Baitul Anwar.
Acara bertema Merajut Ukhuwah Menggapai Berkah dengan menghadirkan Dai Kondang KH. Ahmad Muwafik (Gus Muwafik) dari Jogjakarta dan Habib Lutfi Abdulah Al-Atos itu dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-78 dan Tahun Baru Islam 1445 H.
Hadir dalam acara tersebut : Drs.Akhmad Khoerudin Camat Sampang, AKP Yusuf Kapolsek, Kapten Isa Danramil, Kepala Puskesmas Sampang, Suratno Kepala Desa Karangjati, Satpol PP, personel TNI-Polri, Banser, Pemuda Pancasila, para tokoh dan ratusan warga.
Dalam sambutanya Sumitro selaku Ketua Panitia menyampaikan jika acara ini terselenggara berkat dukungan seluruh warga berikut Pemerintah Desa Karangjati.
“Acara ini terselenggara berkat kerjasama dan dukungan seluruh warga masyarakat dan Pemerintah Desa Karangjati, “katanya seraya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada ibu Hj. Uyen Yuliastoro SH, berikut Mas Anto dan mas Sobirin, karena telah memberikan dukungan & bantuanya baik moral maupun material serta anak-anak Baitul Anwar yang tiada lelah terus berjuang
Sementara dalam arahanya, Drs. Achmad Khoerudin selain mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas terselenggaranya acara juga mengajak seluruh hadirin untuk bisa mengambil manfaat dan sekaligus meningkatkan keimanan agar bisa membawa berkah dan hidayah dalam kehidupan didunia dan akhirat
“Perlu ditegaskan bahwa saya hadir disini sekaligus mewakili ibu Yunita Dyah Suminar (PJ.Bupati Cilacap) yang dalam kepemimpinanya mempunyai 2 prioritas kerja yaitu : Pengentasan Desa Miskin Ekstrim dan Penanganan Stanting (pertumbuhan bayi yang tidak normal), “katanya
Menurutnya, Stanting merupakan salah satu prioritas kerjanya, mengingat pada saatnya nanti, anak mempunyai peran strategis dalam menerima estafet kepemimpinan bangsa sehingga harus dijaga dan dijamin tumbuh dan berkembangnya secara maksimal.
Lebih lanjut Achmad Khoerudin menjelaskan jika dalam Penanganan Stanting, PJ.Bupati melakukanya dengan gebragan “Kancing Merah” yang sangat berharap atas dukungan & bantuan semua pihak, khususnya ibu-ibu dan para kader PKK,” ungkapnya.
Dijelaskanya, bahwa dirinya menyambut gembira dan menyampaikan apresiasi tinggi ke Panitia Penyelenggara atas terselenggara nya acara. Ia berharap, seluruh hadirin bisa mendalami dan mengamalkan ilmu-ilmu dan ajaran agama agar nantinya bisa berakhir disurganya allah serta menginspirasi dalam peran sertanya sebagai warga negara yang ikut berperan aktif dalam melaksana kan semua program-program Pemerintah untuk meningkatkan pembangunan.
Adapun terkait Peringatan tahun baru Isam, Ahmad Koerudin berharap, Tablik Akbar dan Gema Sholawat ini bisa menjadi dasar untuk introspeksi diri atas semua yang telah kita lakukan sehingga kedepan akan menjadi lebih baik lagi, hingga bisa menjadikan keberlangsungan hidupnya, di isi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada allah sehingga bisa menyeimbangkan kehidupan yang kita jalani, “tegasnya.
Sambil menunggu kedatangan “Gus Muwafik” pasca sambutan dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Sintuduror dipimpin oleh Hanif Abdullah di iringi rebana dan tarian khusus serta Gema Sholawat bersama Habib Lutfi Abdulah Al-Atos dari Gunung Tugel-Purwokerto.
Dalam Tausiyahnya Gus Muwafik menyatakan jika kedatanganya kesini itu dalam rangka Peringatan Kemerdekaan HUT RI -78 dan Tahun Baru 1445 H.
“Kemerdekaan itu artinya bebas mengatur dirinya sendiri dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tidak seperti dulu dimana penjualan manusia telah terjadi ribuan tahun yang lalu”.
Dijelaskanya bahwa Belanda yang tinggi besar itu menjajah Indonesia selama ratusan tahun, diawali dengan main kesini, dalam rangka mencari Penghangat, seperti cabai, pala, jahe, cengkah dan beragam rempah-rempah lainya, akibat keadaan bangsanya yang dingin karena tidak adanya sinar matahari selama hampir 4 bulan yang seiring berjalanya waktu justru kemudian diselimuti nafsu untuk mengusai dan menjajah.
Bahkan bukan hanya Belanda, beberapa negara di Eropa terus berusaha mencari penghangat demi menjaga kelangsungan hidupnya, yang dalam perjalanan waktu seiring dengan kemajuan tekhnologi, listrik telah mampu menjawab semua kebutuhan untuk penghangat.
Tak heran tatkala musim dingin, disana tidak ada air berikut ikan dan sayur serta daun pohonpun rontok dan gugur. Makanya diakhir tahun, mereka mengadakan acara menyambut terbitnya matahari dengan merayakanya melaluhi menghias pohon cemara karena hanya pohon itulah yang ada.
Bahkan banyak diantara mereka kemudian datang ke Indonesia (Bali), hanya untuk berjemur, yang tak jarang mereka telanjang, hanya menggunakan bikini dan celana dalam yang justru merusak moral anak bangsa.
Beda dengan Indonesia yang tiap hari panas karena selalu terbit matahari, sehingga kurang apa enaknya sebagai warga negara Indonesia.
“Adapun terkait problematika itu hal yang wajar karena juga dialami dan dirasakan oleh setiap bangsa didunia”.
Indonesia adalah bangsa yang berdiri dengan landasan yang kuat dan tertib, makanya banyak negara yang iri karena kita punya segalanya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Selain khasanah suku, budaya dan bahasa, dalam konsep kebangsaan, Indonesia telah meletakan pondasi kokoh yang bernama pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan sebagai sila ke-4 dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Makanya jangan sekali-kali memposisikan Indonesia lebih rendah dibanding bangsa lain.
“Negara lain punya “Romeo & Juliet, Rambo, Ninja dan Shaolin, tapi Indonesia punya “Ande-Ande Lumut”. Negara lain bangga dengan “Piramide, Menara Eifel, tapi Indonesia juga memiliki “Stupa dan Lingga” yang tak kalah hebatnya.
Banyak negara, terpaksa menjual barang dan jasanya didalam negri dengan harga lebih tinggi, seperti Jepang dengan politik “dumping-nya”.
Namun di Indonesia, hanya menjadi tukang parkir, setrum ikan, ternak bebek dan beragam pekerjaan sederhana tapi bisa mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya.
Orang Indonesia, memang orang paling kecil, tapi bangsa kita luar biasa bahkan sebelum menjadi Indonesia, sudah menjadi negara besar : Kutai, Mataram, Majapahit dan Singosari.
“Bahkan satu-satunya negara yang bisa menaklukan kekuatan Mongolia waktu itu hanyalah Singosari (Indonesia)”.
Makanya kita harus bangga dengan bangsa Indonesia, terlebih pasca masuknya islam, karena para wali mempunyai kontribusi besar dalam menjaga keutuhan bangsa ini.
“China satu negara yang kemudian pecah menjadi puluhan bangsa, Afrika satu negara, pecah menjadi puluhan bangsa tapi Indonesia, mampu menyatukan puluhan bangsa dalam satu negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Bahkan satu-satunya negara yang merebut kemerdekaanya melaluhi perang hanyalah Indonesia”.
Selama ini, baik di era pemerintahan Soekarno, Soeharto hingga di era Joko Widodo selalu dikritisi secara negatif padahal tanpa sadar, kita bebas dalam berinteraksi, beragama, bekerja dengan beragam profesi dan berusaha dengan beragam jenis barang dan jasa itu karena hadirnya pemimpin negara yang menjamin keamanan, ketertiban dan keselamatanya melaluhi alat negara baik TNI maupun Polri, “pungkasnya.
Dipenghujung Tausiyahnya, Gus Muwafik mengakhiri dengan doa yang diamini oleh seluruh hadirin
Reporter : Shol