YOGYAKARTA, L86News.com – Ormas lintas agama, suku, budaya, ras dan antar golongan menyatu dalam sebuah wadah bernama Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) kembali menggelar kirab merah putih menolak khilafah, intoleransi dan politik identitas sampai kiamat.
PNIB yang dalam beberapa tahun terakhir akan terus dan secara perlahan tapi pasti menggalang ke bangkitan kaum nasionalis dan relijius di berbagai daerah di Indonesia ini menggelar kirab akbar di kawasan Malioboro Yogyakarta, Minggu (28/8/2022).
Kirab Merah Putih tersebut sudah ke sekian kalinya di lakukan PNIB, sebelum nya kegiatan yang sama juga di laksana kan di Borobudur, dan Jombang.
Aksi spektakuler dengan membentang kan merah putih sepanjang 100 meter diiringi barisan massa PNIB dengan spanduk-spanduk bertulis dukungan ke TNI, Polri dan Densus 88 dalam menjaga ke amanan NKRI dan melumat sel-sel terorisme berikut jaringannya.
Ketua Umum PNIB AR. Waluyo Wasis Nugroho atau akarap di sapa Gus Wal, mengata kan, kirab di gelar sebagai wujud tanggung jawab, rasa memiliki, menjaga, turut serta mewujud kan rasa dan sikap persatuan dan kesatuan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Melihat situasi dan kondisi bangsa akhir-akhir ini, sempat timbul rasa kekhawatiran mendalam bagi sebagian bangsa ini. Telah terjadi ke senjangan, hilangnya rasa saling mencintai, handarbeni dan lunturnya nasionalisme, toleransi dan nilai-nilai dalam Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Gus Wal.
Gus Wal melihat, saat ini semakin sirna penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dan dasar negara, falsafah, way of life dan alat pemersatu bangsa.
“Karena itulah kami PNIB melaksanakan kegiatan aksi kirab bendera merah putih sepanjang 100 meter untuk menolak khilafah, intoleransi dan politik identitas,” ucapnya.
Adapun maksud dan tujuan di adakan kegiatan itu adalah selain memperingati HUT RI ke-77 juga untuk menumbuh-kembangkan jiwa nasionalis agar persatuan dan kesatuan NKRI terus terpupuk.
“Dengan mengajak komponen masyarakat tanpa membeda kan suku, agama, ras dan status sosial untuk bersama-sama membentang kan bendera merah putih di salah satu titik keramaian yang menjadi ikon Jogja sebagai pusat budaya dan kota yang menjunjung toleransi,” terang Gus Wal.
Menurut Gus Wal, Kirab Merah Putih Menolak Khilafah, Intoleransi dan politik identitas itu digelar atas ke prihatinan nya sebagai anak bangsa yang resah melihat massive dan berkembang nya paham-paham ideologi trans nasional, khilafah, terorisme, radikalisme dan makin banyak nya provokator pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ditambah lagi dengan semakin banyaknya sekolah/lembaga/yayasan yang mengajarkan tentang paham khilafah radikalisme terorisme, yang menjamur berdiri di berbagai penjuru negeri,” ungkapnya.
Untuk itu melalui Giat PNIB kirab merah putih itu, Gus Wali mengajak seluruh lapisan masyarakat dan anak bangsa di mana pun berada untuk berani melawan dan tegas menolak khilafah, intoleransi, politik identitas, radikalisme terorisme sampai kiamat.
“Kami minta pemerintah serta aparat penegak hukum untuk lebih tegas menindak dan menghukum berat penyebar paham ideologi transnasional khilafah, radikal dan teroris. Tutup dan ambil alih sekolah, yayasan atau lembaga yang mengajarkan paham khilafah, radikalisme dan terorisme di seluruh negeri,” ujar Gus Wal.
Menurutnya, bangsa ini tidak boleh tercerai berai hanya karena ulah sekelompok orang yang sudah terang-terangan menyatakan diri menolak Pancasila dengan berbalut agama. Aktifitas semacam itu harus di lawan dengan sekuat tenaga.
“Sehingga melalui aksi membentang kan bendera merah putih di titik aktivitas publik di Jogja diharapkan mampu membangkit kan jiwa nasionalisme pada bumi pertiwi,” harap Gus Wal.
Pihak PNIB, tambah Gus wal, akan terus mendukung Polri untuk selalu konsisten Presisi dengan hati melayani, mengayomi, melindungi rakyat Indonesia. “Hukum tajam ke atas, tumpul ke Bawah,” tandasnya.
“Jaga kampung desa dari para da’i provokator, paham ideologi transnasional khilafah radikalisme terorisme, intoleransi dan politik identitas. Jaga bangsa, bela begara, lestarikan Pancasila dan merawat tradisi budaya nusantara,” pungkas Gus Wal.
Reporter : Fi86