Tingkatkan Ekonomi, Warga Suko Rahayu Sulap Bekas Galian Pasir Jadi Kolam Ikan 

waktu baca 2 menit
Jumat, 5 Agu 2022 19:54 115 Redaksi

LAMPUNG TIMUR, L86News.com – Lahan bekas galian pasir di Desa Suko Rahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur kini mulai di manfaat kan untuk di jadikan kolam ikan air tawar.

Agar kondisi kolam bersih dan bisa di gunakan untuk budidaya ikan air tawar, perlu di lakukan pendalaman dan pembersihan sisa pasir serta lumpur. Pasir di manfaatkan, lumpurnya di buang. 

Hendra (52) salah satu pemilik lahan mengatakan, lahan mati itu dulunya di kontrak perusahaan pasir PT 555, karna sudah lama di tinggalkan dan sudah tidak beroperasi lagi, maka ia manfaatkan.

“Sebelum dijadikan kolam ikan, harus di perdalam dan di bersih kan dahulu. Lumpur nya kita jadikan tanggul, pasir nya kita jual untuk tambahan modal,” ujar Hendra di lokasi, Jumat (05/08/2022)

Selain dirinya bisa tambah modal, lanjut Hendra, ia juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. “Hampir 100 persen para pekerja ini keluarga kurang mampu,” ucapnya.

Hal senada juga di sampai kan Asep (57) pemilik kolam lainya. Menurutnya, lahan yang akan ia jadikan kolam juga bekas galian pasir milik PT 555, namun karena di biarkan lama ia manfaatkan.

“Sebelum kolam di petak petak, perlu di perdalam dan di buatkan tanggul. Tapi karena biaya alat berat cukup besar, kami berinisiatif menggunakan alat sedot pasir dan pasirnya kami jual untuk memberi upah pekerja dan penggolahan kolam,” ungkapnya.

Ia pun melibatkan pekerja yang mayoritas ekonomi pas pasan. Bahkan tidak sedikit yang hanya berprofesi buruh tani karena tidak memiliki lahan. Selain itu dari hasil penjualan pasir juga disisih kan untuk anak yatim.

“Di sini sudah 5 petak yang sudah terbentuk menjadi kolam ikan, namun karna di sini zat airnya terlalu asam maka hanya ikan ikan tertentu yang dapat di budidaya kan,” ungkapnya.

Di jelaskan Asep, kolam bekas galian pasir tersebut hanya cocok untuk budidaya ikan gabus. “Saya pernah coba tebar bibit ikan mas, nila dan lele tapi mati karen zat asam kolamnya tinggi,” katanya.

Dengan 15 ribu benih ikan gabus, ia mangaku sudah pernah memanen. Dengan kurun waktu 10-12 bulan dirinya bisa panen sekitar 6 kwintal lebih. “Sekarang saya sudah membuat pembibitan sendiri. Mudah mudahan untung nya bisa lebih besar,” harap Asep.

Kepada pemerintah daerah, Asep berharap ada pembinaan, dukungan dan bantuan. “Kami butuh  dukungan, pembinaan, bibit ikan gabus dan bantuan pakan. Mudah mudahan Dinas Perikanan mendengar keluhan kami,” doanya.

Reporter : Aw86

KOLOM IKLAN







LAINNYA
x