Cerita Seorang Wanita Kuli Pasir di Tengah Maraknya Penutupan Tambang di Lamtim

waktu baca 2 menit
Kamis, 30 Jun 2022 11:25 0 123 Redaksi

LAMPUNG TIMUR, L86NEWS.COM – Salma (45) warga Dusun Sukaresmi, Desa Sukorahyu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur patut di juluki wanita tangguh yang sebenarnya.

Betapa tidak, ia harus bekerja sebagai kuli jemur pasir untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Menggunakan argo, ia angkut pasir dari lahan penambangan hingga di tanah lapang untuk di jemur hingga kering.

Pekerjaan itu tentu membutuh kan tenaga dan otot yang ekstra kuat. Cucuran keringat dan wajah layu wanita tengah baya ini menandakan keras nya kehidupan yang ia jalani hari demi hari.

“Sudah biasa mas, tiap hari saya kerja disini. Berangkat jalan kaki dari rumah jam 6 pagi karena ada 2 kilo jarak dari rumah ke sini,” kata Salma di lokasi tambang, Kamis (30/6/2022).

Salma mengaku harus jalan kaki setiap hari karena tidak memiliki kendaraan. Jika cuaca baik, jam 6 pagi ia sudah berangkat kerja. Jika cuaca kurang baik, jam 8 pagi ia baru berangkat kerja.

“Alkhamdulillah saya sudah memilik dua orang anak. Karena tidak ada biaya, ke duanya hanya sekolah sampai SD. Yang sulung saat ini sudah nikah, yang bungsu umur 10 tahun,” jelasnya.

Salma juga memiliki seorang suami bernama Nursalim (60). Kedua nya juga bekerja saling memenuhi ke butuhan keluarga sebagai penjemur pasir di tempat Salma bekerja.

“Dalam sehari kami berdua bisa mendapat bayaran Rp 100 ribu. Tapi kalau pas musim hujan kami juga gak ada penghasilan. Ini pekerjaan kami satu satunya,” kata Salma.

Ia pun mengaku hanya berdoa dan berusaha semampu nya untuk bertahan hidup. Upah 100 ribu kadang tidak cukup untuk kebutuhan sehari hari.

“Apalagi pendapatan kami ini tidak setiap hari ada, upah Rp 100 ribu yang kami terima itu adalah ongkos saat pasir laku. Kalau gak ada pembeli ya gak dapat bayaran,” ucapnya.

Kepda pemerintah, Salma berharap tidak menutup pertambangan pasir di tempat nya bekerja karena dia dan pekerja lain akan ke hilangan satu satunya sumber penghasilan keluarganya. 

“Jika lokasi pasir ini di tutup, kami tidak memiliki pekerjaan lain. Kami juga tidak memiliki ladang atau sawah, tapi masih bersyukur ada yang membuka tambang dan kami bisa kerja,” pungkas Salma. 

Reporter : Aw86

LAINNYA