
JAKARTA UTARA, L86news.com – Sebuah program pemerintah yang seharusnya membawa manfaat justru menorehkan tragedi pahit pada Kamis, 11 Desember 2025.
Mobil pengangkut logistik program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dilaporkan telah menyeruduk puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Cilincing Jakarta Utara saat tengah baris-berbaris di halaman sekolah, pukul 07.00 pagi WIB.
Saksi mata di lokasi kejadian menggambarkan pemandangan yang kacau dan mengerikan. Mobil MBG yang seharusnya menjadi simbol kepedulian negara, mendadak hilang kendali dan menabrak kerumunan siswa yang masih belia.
“Beberapa siswa terpental dan tergeletak di halaman. Keadaan sangat panik. Belum jelas apakah sopir lalai atau ada masalah teknis, tapi ini adalah kelalaian fatal,” ujar salah satu staf sekolah yang enggan disebutkan namanya.
Insiden ini sontak memicu pertanyaan serius mengenai standar operasional dan keamanan dari program-program bantuan berskala besar. Bagaimana mungkin sebuah kendaraan operasional vital di perbolehkan masuk atau bermanuver di area padat siswa pada jam-jam sibuk tanpa pengawasan atau prosedur keamanan yang ketat.
Kecelakaan tragis ini menyoroti minimnya koordinasi dan pengawasan di lapangan, mengubah niat baik program menjadi bencana mematikan. Program MBG yang digadang-gadang sebagai prioritas nasional kini tercoreng oleh darah dan air mata anak-anak sekolah.
Hingga rilis berita ini dikirimkan, belum ada laporan resmi dan transparan dari pihak Kepolisian Sektor Cilincing mengenai jumlah pasti korban yang terlindas, terluka, atau bahkan korban jiwa. Pihak berwenang tampak enggan memberikan keterangan detail, menambah kegelisahan orang tua dan publik.
Desakan agar pihak kepolisian segera menginvestigasi secara tuntas dan terbuka, serta mempertanggungjawabkan kelalaian operasional ini, harus segera dijawab. Siapa yang bertanggung jawab atas pengadaan dan pengawasan armada mobil MBG ini?
Publik menuntut penjelasan segera dari penanggung jawab Program Makanan Bergizi Gratis dan Kepolisian. Prioritas utama saat ini adalah keselamatan dan pemulihan para siswa korban, diikuti dengan sanksi tegas bagi pihak yang terbukti lalai.