PAPUA, L86News.com – Prajurit TNI kembali melumpuhkan salah satu tokoh utama kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM), Mayer Wenda alias Kuloi Wonda. Korban di ketahui menjabat sebagai Wakil Panglima OPM Kodap XII/Lanny Jaya.
Berdasar informasi yang berhasil di himpun dari masyarakat, Prajurit TNI melakukan operasi penindakan pada hari Selasa, 5 Agustus 2025 pukul 16.30 WIT, di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan.
Mayer Wenda alias Kuloi Wonda merupakan buronan yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2014. Ia memiliki rekam jejak keterlibatan dalam berbagai aksi kekerasan.
Selain penyerangan Mapolsek Pirime pada tahun 2012 dan membunuh anggota Polri di Tolikara tahun 1012, Mayer juga lakukan penghadangan patroli serta penembakan terhadap aparat keamanan di wilayah Lanny Jaya pada tahun 2014.
Dalam proses penangkapan, Mayer dan kelompoknya melakukan perlawanan bersenjata. Personel TNI pun mengambil tindakan tegas dan terukur. Dalam kontak tembak tersebut, Mayer Wenda dinyatakan tewas di tempat, bersama satu orang lain diduga adik, Dani Wenda.
Tak lama dari peristiwa tersebut, kedua jenazah langsung dievakuasi ke RSUD Wamena untuk keperluan identifikasi dan penanganan lebih lanjut.
Sejumlah barang bukti berupa satu pucuk senjata api jenis revolver, 24 butir amunisi, dua KTP atas nama Dani Wenda dan Pemina Wenda, dua unit telepon genggam, Uang tunai Rp 65.000 dan satu buah noken berhasil diamanlan personil.
Keberhasilan ini menunjukkan komitmen kuat TNI dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80
Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 6 Agustus 2025, menyatakan operasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tugas Pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang sebagaimana diatur di Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang Perubahan atas UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Kapuspen TNI menegaskan bahwa seluruh tindakan prajurit TNI dalam operasi ini di lakukan secara profesional, terukur, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. “Keberhasilan ini membuktikan bahwa setiap tindakan prajurit TNI dalam menghadapi kelompok bersenjata di laksanakan secara profesional, terukur, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan,”
“Namun demikian, di luar aspek penindakan, TNI tetap konsisten mengedepankan pendekatan teritorial yang humanis dan dialogis sebagai bagian dari upaya membangun stabilitas jangka panjang di Papua,” tandasnya.
TNI, menurutnya juga terus memperkuat perannya sebagai penjaga kedaulatan serta melindungi segenap masyarakat di tanah Papua, melalui pendekatan humanis, dialogis dan berlandaskan peratuaran perundang-undangan.
“TNI tetap menyambut dengan tangan terbuka apabila ada anggota OPM yang menyadari kekeliruannya dan ingin kembali ke pangkuan NKRI untuk bersama sama membangun Papua demi masa depan masyarakat yang lebih damai dan sejahtera,” pungkasnya
Kontributor : Mon/Rls