PALANGKA RAYA, L86News.com – Forum Pemuda Kalimantan Tengah (Forpeka) sukses menyelenggarakan Seminar dan Deklarasi Pemilu Damai yang mengusung tema “Pemuda Sebagai Pilar Demokrasi Meningkatkan Partisipasi dan Kesadaran Pemilih dalam Pilkada Serentak 2024”. Seminar yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat, terutama generasi muda, diselenggarakan di Hotel Fiz Palangka Raya pada hari Kamis, 21 November 2024.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua Umum Forum Pemuda Kalimantan Tengah, Novia Adventi Juran, yang menegaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya pemuda, tentang bagaimana demokrasi yang sehat harus berjalan.
“Acara seminar ini merupakan bagian dari upaya kita untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda, tentang pentingnya partisipasi aktif dan bertanggung jawab dalam proses demokrasi. Melalui diskusi yang akan kita lakukan hari ini, saya berharap kita semua dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam setiap tahapan pilkada,” ujar Novia.
Lebih lanjut, Novia menegaskan pentingnya komitmen pemuda Kalteng untuk mendukung pilkada yang aman, jujur, dan adil. Setelah seminar, acara dilanjutkan dengan Deklarasi Damai yang menjadi simbol komitmen pemuda untuk menjaga pilkada yang bebas dari kekerasan, hoaks, dan segala bentuk provokasi yang dapat merusak persatuan. Dalam deklarasi ini, Novia mengajak seluruh elemen pemuda untuk bertindak sebagai garda terdepan dalam menciptakan suasana yang damai, baik di dunia maya maupun dunia nyata.
“Pemuda Kalteng harus menjadi garda terdepan dalam menciptakan suasana yang damai, baik di dunia maya maupun dunia nyata. Kita harus bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas kebenarannya. Sebagai generasi penerus bangsa, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga keharmonisan, keberagaman, dan kemajuan daerah kita tercinta,” lanjut Novia.
Novia menekankan pentingnya peran pemuda dalam menciptakan suasana yang kondusif, terutama mengingat besarnya potensi pemilih muda dalam pilkada 2024. Berdasarkan data terbaru, pemilih muda, yang terdiri dari generasi Milenial dan Gen Z, mencapai lebih dari 60% dari total pemilih di Kalimantan Tengah.
Hal ini menunjukkan bahwa suara pemuda sangat menentukan dalam menentukan masa depan daerah ini. Oleh karena itu, pemuda harus terlibat aktif dalam politik, tidak hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang sehat dan beradab.
Salah satu narasumber yang turut memberikan paparan dalam acara ini adalah Prof. Dr. Andrie Elia, S.E., M.M., seorang akademisi dan juga pengamat politik dari Universitas Palangka Raya (UPR).
Dalam presentasinya yang berjudul “Bergandeng Tangan Menjaga Kondusifitas: Palangka Raya Menatap Pemilukada”, Prof. Andrie menegaskan bahwa pemilihan umum adalah implementasi nyata dari sistem demokrasi. Mengutip pengertian demokrasi dari Abraham Lincoln, ia menyebut bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
“Pemilu adalah bentuk kedaulatan rakyat, pesta rakyat yang seharusnya identik dengan kebahagiaan dan sukacita, tanpa adanya intimidasi atau paksaan,” tegas Prof. Andrie.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa pilkada 2024 harus menjadi momentum untuk menciptakan pemilu yang berkualitas. Namun, hal ini bukan tanpa tantangan. Prof. Andrie mengingatkan tentang bahaya informasi hoaks yang sering muncul di media sosial, yang tidak hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga berpotensi memecah belah persatuan.
“Kita harus waspada terhadap informasi hoaks yang mengarah pada adu domba, terutama di media sosial. Hal ini dapat menjadi ancaman serius bagi persatuan masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada pengawasan yang ketat dalam setiap tahapan pilkada, mulai dari kampanye hingga penghitungan suara,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat, terutama generasi muda, untuk memastikan kesuksesan pilkada. Dengan jumlah pemilih muda yang mencapai lebih dari 60% dari total pemilih di Kalimantan Tengah, pemuda memiliki peran yang sangat strategis.
“Partisipasi aktif masyarakat, terutama pemuda, harus dipastikan kehadirannya di TPS. Ini adalah salah satu kunci untuk memastikan pilkada berjalan dengan sukses dan demokratis,” ujar Prof. Andrie.
Selain itu, ia mengingatkan agar semua pihak, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN), menjaga netralitas selama pilkada. Menurutnya, pelibatan ASN dalam mendukung kandidat tertentu adalah bentuk pelanggaran yang dapat merusak keadilan dalam pemilu.
“Kewaspadaan terhadap mobilitas ASN dalam memenangkan kandidat tertentu harus menjadi perhatian kita bersama. Pilkada yang adil hanya dapat terwujud jika semua pihak mematuhi aturan yang ada,” tambah Prof. Andrie.
Seminar ini juga memberi penekanan mengenai pentingnya peran pemuda dalam menjaga situasi agar pilkada tetap berjalan damai dan demokratis. Seiring dengan meningkatnya jumlah pemilih muda, generasi Milenial dan Gen Z kini dinilai menjadi tulang punggung demokrasi di Indonesia.
Freddy Simamora, Ketua Pemuda Katolik Komda Kalimantan Tengah, dalam kesempatan terpisah menyebutkan bahwa pemuda harus aktif dalam proses politik dan tidak hanya menjadi penonton. Pemuda, terutama yang tergabung dalam organisasi kepemudaan, memiliki peranan yang besar dalam konsolidasi dan advokasi demokrasi yang sehat.
“Pemuda harus tanggap dan terlibat dalam politik. Konsolidasi, pengkajian, dan advokasi adalah langkah-langkah strategis yang harus kita lakukan untuk menjaga agar demokrasi kita tetap berjalan dengan baik,” ujar Freddy dalam paparannya.
Freddy juga menyoroti potensi besar dari generasi Milenial dan Gen Z, yang mana mencapai lebih dari separuh jumlah pemilih di Kalimantan Tengah. Menurut Freddy, ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan untuk menciptakan perubahan yang positif. Pemuda, katanya, harus mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang sehat melalui keterlibatan aktif dalam advokasi dan gerakan-gerakan sosial.
Menurut Freddy, perbedaan generasi juga membawa tantangan tersendiri dalam cara pandang dan perilaku politik. Pemuda masa kini, bukan hanya lebih realistis dan mandiri, tetapi juga menghadapi tantangan berupa hoaks dan radikalisme di media sosial. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya pendekatan yang adaptif untuk mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi dalam setiap aktivitas pemuda.
“Generasi muda harus mampu beradaptasi dengan tantangan zaman, termasuk maraknya hoaks dan disrupsi teknologi. Kita harus menjadi generasi yang kreatif, inklusif, dan memiliki kemampuan berpikir kritis untuk membedakan mana informasi yang valid dan benar, dan mana informasi yang menyesatkan,” jelas Freddy.
Freddy juga menambahkan bahwa pemuda harus mengambil peran dalam segala lini pengabdian masyarakat, dari tingkat nasional, provinsi, kebupaten, hingga ke desa. “Pemuda Katolik, bersama dengan ormas-ormas lainnya, harus bekerja sama untuk mendorong pemerintahan yang transparan, adil, dan berkelanjutan,” tambah Freddy.
Kegiatan ini lanjutnya juga menghasilkan beberapa rekomendasi yang dinilai penting, salah satunya adalah upaya mendorong penyelenggara pemilu untuk memastikan keabsahan data dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memastikan pilkada yang sukses dan bebas dari praktik kecurangan. Selain itu, seminar ini juga menegaskan bahwa pemuda Kalteng harus menjadi contoh dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Acara seminar dan deklarasi ini juga menjadi momentum penting dalam menjaga semangat persatuan dan meningkatkan kesadaran pemuda Kalteng tentang pentingnya berpartisipasi aktif dalam pilkada. Melalui langkah-langkah nyata seperti sosialisasi, diskusi, dan deklarasi damai, pemuda Kalteng dituntut tidak hanya menjadi pelaku politik, tetapi juga pemeran utama dalam menjaga keutuhan dan kemajuan demokrasi di Kalimantan Tengah.
“Melalui acara ini, kita berharap bahwa pemuda Kalimantan Tengah dapat mewujudkan pilkada 2024 yang aman, jujur, dan adil, serta memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan sukses. Pemuda Kalteng, harus memiliki semangat yang tinggi, juga harus siap berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga proses demokrasi yang sehat dan menciptakan suasana yang damai selama pilkada,” tegas Freddy.
Reporter: Nurul Hidayah
Editor: Aris Kurnia Hikmawan