CILACAP, L86News.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam menjadi saksi dari sebuah perhelatan seni budaya yang memukau. Penampilan dua kesenian tradisional khas Banyumasan berupa kentongan dan tari kuda lumping yang tidak hanya menghibur, tapi juga mengikat tali budaya dan kebersamaan antar warga itu berlangsung di belakang Ponpes Desa Klumprit, Nusawungu Cilacap pada Kamis. (4/7/2024).
Kegiatan ini diprakarsai oleh Kepala Desa Klumprit, Tohirin, yang juga menjadi penyandang dana utama. Inisiatif ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya lokal serta memberikan hiburan yang edukatif bagi masyarakat dan santri Pondok Pesantren Darussalam.
Acara dibuka dengan penampilan grup kentongan dari desa setempat. Suara kentongan yang ritmis dan dinamis mengalun memenuhi udara, menciptakan suasana yang penuh semangat. Kentongan, sebagai alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, dimainkan dengan teknik yang beragam, menghasil kan nada-nada yang harmonis. Setiap ketukan menggema, seakan mengundang setiap orang untuk turut merasakan kebahagiaan dan kebersamaan dalam acara tersebut.
Setelah penampilan kentongan, giliran seni tari kuda lumping yang mengambil alih panggung. Para penari, yang mengenakan kostum berwarna-warni dan membawa kuda tiruan dari anyaman bambu, bergerak lincah mengikuti irama musik tradisional.
Tari kuda lumping, dengan gerakan-gerakan yang enerjik dan penuh makna, memukau setiap penonton yang hadir. Penampilan ini juga disertai dengan atraksi-atraksi magis yang menjadi ciri khas dari tari kuda lumping menambah daya tarik dan kekaguman dari para hadirin.
Dalam sambutannya, kepala Desa Klumprit,Tohirin menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung acara tersebut
“Kesenian tradisional seperti kentongan dan tari kuda lumping merupakan bagian dari identitas budaya kita. Melalui acara ini, kita tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan di antara kita,” ujarnya.
Acara ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari warga dan santri Pondok Pesantren Darussalam. Keberhasilan acara ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus mengadakan kegiatan serupa, demi menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
Dengan berakhirnya acara pada malam hari, suasana Desa Klumprit masih dipenuhi semangat dan kebahagiaan. Pondok Pesantren Darussalam kembali tenang, namun meninggalkan kenangan manis dari sebuah perhelatan seni budaya yang akan selalu diingat.
“Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal untuk lebih banyak acara budaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, guna menjaga warisan leluhur dan membangun kebersamaan,” pungkas Kades.
Reporter : Shol