JPIC Keuskupan Ruteng Gelar Kampanye Ekologi dan Perlindungan Anak Di SMAS St.Gregorius Reo

waktu baca 4 menit
Sabtu, 6 Apr 2024 12:40 0 70 Redaksi

RUTENG, L86News.com – Tim Justice Peaca and Integrity of Creation (JPIC) Keuskupan Ruteng yang dipimpin oleh Rm. Martin Cen,Pr melakukan kunjungan pastoral ke SMAS St. Gregorius Reo pada Jumat, (05/04/2024). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari agenda pengimplementasian program tahun Pastoral Ekologi Integral di tingkat sekolah khususnya sekolah-sekolah katolik.

Ada dua bentuk kegiatan dalam kunjungan kali ini, yakni ibadat ekologis dan edukasi protocol perlindungan anak di sekolah yang dihadiri oleh guru-guru.
Ibadat ekologis dimulai pada pukul 10.00 wita, kemudian dilanjutkan dengan penanaman secara simbolis anakan pohon di halaman SMAS St.Gregorius Reo. Usai Ibadat dilanjutkan dengan sosialisasi tentang edukasi perlindungan Anak bertempat di Aula sekolah.

Rm. Martin Cen, Pr selaku Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng memimpin Ibadat ekologis didampingi oleh Kepala Sekolah SMAS St. Gregorius Reo, Rm. Oriol Dampuk, Pr. Kegiatan ibadat tersebut berlangsung di Gua Maria yang terletak di halaman tengah sekolah.

Meskipun diwarnai oleh cuaca yang kurang bersahabat dan genangan air hujan di lokasi ibadat, kegiatan ibadatnya masih bisa berjalan dengan baik. Sebagian guru dan siswa yang tergabung dalam kelompok minat Gregorius Pencinta Alam (GREPALA) tampak tengelam dalam suasana doa.

Di awal kegiatan ibadat ekologis ini, beberapa siswa menampilkan sebuah dramatisasi pola dan tindakan hidup manusia yang merusak lingkungan hidup. Di bawah back sound, lagu Ngkiong, para pelakon dramatisasi yang berkolaborasi dengan para penari memberikan pesan yang sangat mengugat nurani dan pikiran, yakni pola dan gaya hidup manusia sudah terlalu jauh merusak lingkungan.

Dalam kotbahnya, Rm.Martin memulainya dengan menegaskan sebuah pesan, yakni Allah menciptakan alam ini baik, indah, dan harmonis adanya. “Setiap kali Allah menyelesaikan pekerjaannya baik dari hari pertama sampai dengan hari terakhir (hari ke-6), Ia melihat semuanya itu baik”, demikiaan ia mengutip bunyi kitab kejadian.

Namun, demikian kata Dia, sekarang keadaannya terbalik. Alam ini mengalami kerusakan yang luar biasa. Merujuk pada ensiklik Laudato Si yang dikeluarkan Paus Frasnsikus menjelaskan bahwa kerusakan bumi sekarang ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.

Lebih lanjut ujar Dia, ada dua penyebab utama kerusakan tersebut dari ulah manusia, yakni mental dan gaya hidup konsumtif serta mental membuang. “Mental dan gaya hidup konsumtif berhubungan dengan cara hidup yang boros, dimana manusia tidak pernah puas dengan sesuatu. Mental ini yang membuat manusia selalu mau mengeruk alam ini sampai habis. Sedangkan, mental membuang berhubungan dengan cara hidup manusia yang suka mencemari alam”. ungkapnya.

Kenyataan tersebut, demikian kata Rm. Martin, mengutip kata-kata paus Fransikus untuk melakukan pertobatan ekologis. “Perobatan ekologis berarti adanya kemauan untuk mengakui dosa-dosa terhadap lingkungan dan berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan lingkungan Alam. Ujarnya mengutip kata-kata paus Fransiskus.

Uasai kegiatan Ibadat dilanjutkan dengan penyampaian materi edukasi protokol perlindungan anak yang dihadiri para Guru dan Pegawai SMAS St.Gregorius Reo dengan tema saveguarding.

Pada kesempatan tersebut Rm. Martin menjelaskan bahwa Safeguarding Policy sangat penting untuk diterapkan di sekolah bahkan menjadi sebuah kemendesakan. Hal tersebut, demikian kata “Rm. Martin, berangkat dari kenyataan bahwa ada banyak anak yang mengalami kasus kekerasan dalam berbagai bentuk dan dimensinya khususnya di lingkungan sekolah”. Ungkap Dia.

Lebih lanjut dia menegaskan Safeguarding Policy perlu dibuat oleh sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan agar anak-anak bisa bebas dari lingkaran kekerasan yang sudah lama mereka alami.

“Anak-anak adalah pribadi yang paling rentan untuk mengalami kekerasan. Mereka mudah untuk dimanipulasi perasaannya, dilecehkan hak dan fisiknya. Oleh karena itu, anak-anak mesti menjadi kelompok yang mesti menjadi priorotas utama untuk dilindungi dan dijaga. Sebagaimana orang dewasa, anak-anak juga punya martabat yang harus dihormati dan dihargai”. Ujarnya.

Ia juga menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang mesti diperhatikan oleh sekolah dalam rangka mewujudkan kebijakan perlindungan anak agar dapat memenuhi hak-hak anak. “Untuk mewujudkan kebijakan perlindungan terhadap anak, sekolah perlu membangun sinergisitas dengan semua pihak, yakni orang tua, lembaga gereja, dan pihak pemerintah.”Ujar Dia.

Dalam sesi diskusi, Rm. Martin juga menegaskan bahwa kekerasan sangat tidak dianjurkan dalam proses pendidikan anak. “Pendekatan kekerasan memang bisa menciptakan ketaatan terhadap anak tetapi itu bersifat palsu dan sementara”Tutupnya.

Sementara itu, Kepala SMAS St.Gregorius Reo,Rm. Oriol Dampuk, diakhir kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim JPIC Keuskupan Ruteng beserta guru-guru yang sudah terlibat dalam kegiatan ibadah ekologis dan kegiatan edukasi protokol perlindungan anak. Ia juga mengajak para guru untuk bisa menghidupi semangat mencintai lingkungan hidup dan semangat ramah anak sebagai buah dari dua kegiatan penting di atas.

“Terima kasih kepada tim JPIC Keuskupan Ruteng yang telah membangun kerja sama dalam menyelenggarakan kegiatan Ibadat Ekologis dan edukasi protokol perlindungan anak bersama guru-guru dan siswa-siswi yang tergabung dalam kelompok minat Gregorius Pencinta Alam. Saya mengajak kita sekalian untuk bisa menghidupi semangat mencintai lingkungan hidup dan semangat ramah anak sebagai buah dari dua kegiatan penting yang telah dilaksanakan.” ungkapnya.

Kontributor: Febri Nagut

LAINNYA