Dinkes Tangsel Targetkan Enam Persoalan Kesehatan Tuntas di Tahun 2023-2024, Ini Penjelasannya

waktu baca 2 menit
Rabu, 7 Feb 2024 12:20 117 Redaksi

TANGERANG SELATAN, L86News.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), memaparkan enam Rancangan Rencana Kerja (Renja) yang harus di selesaikan pada tahun 2023-2024.

Ke enam Renja terkait kesehatan masyarakat tersebut menjadi program prioritas kerja Dinas Kesehatan Tangerang Selatan selama tahun 2023 dan 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, dr. Allin Hendalin Mahdaniar, MKM mengatakan, persoalan pertama adalah masih adanya kematian ibu dan bayi di Tangsel.

“Angkanya 27,8 per-seribu kelahiran ibu. Artinya jika di konversikan ada 8 ibu meninggal pertahun di Tangsel. Ibu melahir kan ini adalah manusia yang punya hak hidup yang harus kita perjuangkan keselamatannya” ujar Allin, di Puspemkot Tangsel, Rabu, 22 Februari 2023.

Persoalan kedua menurut Allin yaitu permasalahan stunting dan gizi buruk pada balita. Dalam hal ini upaya penekanan jumlah stunting perlahan mulai menurun angkanya.

“Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), stunting di Tangsel tahun 2021 angkanya 19,9 persen. Kemudian menurun di tahun 2022, di angka 9 persen. Dan ditahun 2023-2024 kita targetkan turun di angka 7 persen,” jelasnya.

Menurut Allin, yang terberat dari upaya penekanan angka stunting adalah memutus rantai stunting agar tidak menambah kasus baru.

Persoalan ketiga, keempat dan kelima diantaranya ialah masih adanya peningkatan kasus penyakit menular dan penyakit tidak menular, obesitas sentral pada penduduk usia 15 tahun keatas dan masih ditemukannya ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK).

“Menurut hasil survei terdapat 172 ribu orang ada pada kondisi obesitas sentral di Tangsel. Skrining dilakukan dengan mendeteksi secara dini, penyakit nya cepat ketahuan, maka kita segera mengatasinya, sehingga tidak ada kata terlambat. Begitu juga dengan penyakit menular dan kasus ibu hamil KEK,” ujarnya.

Persoalan keenam menurut Allin ialah peningkatan mutu di fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah. “Kita tidak hanya berbicara kuantitas, tapi bagaimana meningkatkan kualitas layanan kesehatan kepada masyarakat, salah satunya yang kita canangkan adalah layanan kesehatan tradisional di tingkat Posyandu sampai rumah sakit,” ungkap Allin.

Berkaitan hal tersebut, lanjut Alin, Dinkes Tangsel juga melakukan rencana aksi dalam
Pelaksanaan tranformasi layanan kesehatan melalui enam Pilar Transformasi.

“Ke enam transformasi itu di antaranya yaitu layanan primer yaitu melalui pemberdayaan masyarakat, perluasan cakupan imunisasi dan vaksinasi, skrining penyakit menular dan tidak menular, skrining stunting pada bayi dan balita, ANC untuk kesehatan ibu dan bayi, standarisasi layanan Puskesmas, Posyandu, dan kunjungan rumah,” paparnya.

“Layanan rujukan dengan meningkatkan akses dan mutu layanan Rumah Sakit juga penambahan cakupan pembiayaan kesehatan UHC, dan pemanfaatan teknologi kesehatan,” pungkasnya.

Reporter : Toni/Adv

KOLOM IKLAN







LAINNYA
x