LAMPUNG TIMUR, L86News.com – Hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menjadi fokus utama Kementerian Lingkungan Hidup dan Konservasi akibat tingginya risiko kebakaran yang terjadi hampir setiap tahun.
Dimana 99 persen kebakaran diantara nya disebabkan oleh ulah manusia. Demikian pernyataan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Konservasi (LHK) bersama Direktur Jenderal LHK di Way Kambas pada Kamis (18/1/2024).
Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah tersebut, Kementerian LHK memilih menggelar acara penyambutan Hari Sporc ke-18 di Way Kambas.
Direktur Jenderal LHK, Rasio Ridho Sani, menegaskan bahwa acara tersebut bertujuan untuk memperingatkan bahwa hutan Way Kambas rentan terhadap kegiatan ilegal, terutama pembakaran hutan.
Ridho menyatakan bahwa ke depannya, Way Kambas perlu memperkuat patroli sebagai langkah mitigasi untuk meminimalkan risiko kebakaran hutan.
Selain itu, ia juga menekankan penting nya memanfaatkan Sposrc (Satuan Polisi Kehutanan) yang telah terlatih dan memiliki pengetahuan dalam bidang intelijen dan teknologi. Dalam hal ini, pemanfaatan teknologi, termasuk satelit dari sat Gakum, dianggap sangat vital.
Ridho mengungkapkan pada tahun 2016, mereka telah melaksanakan operasi pengamanan hutan di Indonesia dengan melibatkan Sposrc.
Hasil dari operasi tersebut, Kementerian LHK berhasil membawa 1.647 kasus ke pengadilan, melibatkan ribuan tersangka pelaku kejahatan lingkungan.
“Langkah-langkah tersebut akan kami implementasikan kembali, khususnya di hutan TNWK, untuk meminimalkan terjadinya kebakaran hutan yang setiap tahun kerap terjadi,” kata Ridho.
Sementara, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Kementerian LHK, Alue Dohong, menegaskan bahwa 99 persen kebakaran hutan di Way Kambas disebabkan oleh manusia, dengan faktor El Nino turut berkontribusi.
Ia juga menekankan bahwa tidak ada faktor alami yang dapat diidentifikasi, dan segala pelaku yang terlibat dalam pembakaran hutan akan diadili.
Dohong menyebutkan motif pembakaran hutan dapat bervariasi, mulai dari orang yang mencari ikan di dalam hutan hingga tujuan tertentu terkait perburuan.
“Kami akan menyelidiki lokasi mana yang sering terbakar setiap tahun, dengan membentuk tim khusus untuk mengungkap akar permasalahan terkait kebakaran yang rutin terjadi,” tambah Alue Dohong.
Pewarta: Ibrahim Sofyan