BANJARNEGARA, L86Nws.com – Didampingi LSM GMBI, warga Desa Kertayasa Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara menuntut 3 hal atas keberadaan tower telekomunikasi bersama yang berdiri di tanah bengkok Kadus di desanya, Jumat (29/9/2023)
Tuntutan berupa kompensasi, pergantian alat elektronik dan pembagian CSR tiap tahun itu di sampaikan melalui audensi bersama Pemerintahan Desa (Pemdes) dan sejumlah pihak di balai desa setempat.
Hadiri pada acara itu, Kades Kertayasa, perwakilan Kesbangpolinmas dan Sat Pol PP Banjarnegara, Camat Mandiraja, Bhabinkamtibmas, Ketua Distrik GMBI Banjarnegara, Ketua KSM GMBI Mandiraja dan perwakilan warga terdampak
Selain menanyakan status tanah lokasi tower berdiri dan penggunaan hasil sewa tanah, Ketua DPD GMBI Distrik Banjarnegara, Widiana Kartika, SE juga menanyakan kemana warga terdampak tower bisa mendapatkan ganti rugi.
“Karena dampak radiasi dan beberapa barang elektronik warga di seputar tower berdiri rusak. Mereka tidak mendapat ganti rugi atau kompensasi dari pemilik menara atau dari desa selaku penerima manfaat sewa,” ujar Widiana Kartika mewakili warga terdampak.
Untuk itu, lanjut Widiana, warga meminta Pemdes Kertayasa membantu warga terdampak mendapatkan haknya, dan meminta kompensasi pertahun ke PT. Tower Bersama sebagai bentuk peduli dan sosial.
“Kami juga mendorong pihak terkait khususnya Sat Pol PP selaku penegak Perda untuk segera mengambil tindakan apabila tuntutan warga terdampak tidak terpenuhi dan jika perlu dilakukan penyegelan,” serunya.
Menanggapi hal tersebut, selaku Kades Kertayasa, Didi Setiawan membenarkan jika lokasi pendirian menara atau tower itu merupakan tanah bengkok Kadus 2. Namun, adminstrasinya masuk ke rekening kas desa.
“Proses adminitrasi yang di maksud, di Musrenbangkan pada tahun 2016 dan tower nya di dirikan pada tahun 2017. Kami saat itu belum menjabat sebaga kepala desa,” kata Didi.
Selaku Kades Kertayasa, Didi pun berjanji akan meng follow up permasalahan tersebut dan mendatangkan pihak tower untuk memperbaharui perijinan yang menurutnya saat ini sudah masuk tahun ke7.
Sementara, salah satu perwakilan warga menyata kan sudah lelah dengan persoalan tersebut. Warg mengaku keluhannya tidak di dengar. “Bahkan sampai saat ini pun kami belum mendapat jawaban yang kami harapkan,” ucapnya.
Mereka juga mengaku sering mendapat imbas dari adanya tower. “Kamilah korban dari pendiran tower itu. Kami kecewa tidak dilibatkan saat musyawarah pendirian tower. Warga yang jauh dilibatkan, kami curiga ada permainan,” ujarnya.
“Jika ditanya harapan kami, kami ingin menara atau tower yang jadi objek permasalahan tersebut dicabut saja, jangan ada lagi pendirian tower kalau hanya berujung merugikan kami,” pungkasnya.
Reporter : Fit