CILACAP, L86News.com – Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Cilacap, Mohammad Taufik Hidayatulloh buka suara terkait rencana penerapan lima hari sekolah di tingkat sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cilacap.
Taufik sapaan akrab Mohammad Taufik Hidayatulloh ini merasa keberatan dan menilai kebijakan dari Pj Bupati Cilacap tersebut sangat tidak efektif dan kurang mendasar.
“Secara pribadi dan saya seorang dari kalangan pesantren terus terang menyatakan keberatan. Saya kira kebijakan lima hari sekolah di tingkat SD ini sangat tidak efektif dan kurang mendasar,” ungkap Taufik kepada media , Jumat (09/06/2023).
Ia mengatakan, untuk pelaksanaan lima hari sekolah tersebut harus melalui beberapa pertimbangan, salah satunya dengan melihat secara insfrastruktur.
“Sekolah dasar kita belum memiliki kesiapan penuh untuk melaksanakan lima hari sekolah karena keterbatasan jumlah ruang, jumlah guru maupun yang lainnya,” jelas Taufik.
Termasuk, lanjut dia, didalamnya kondisi siswa. Dimana rata-rata siswa SD dalam menerima pelajaran agama di sekolah dinilai masih kurang. Sehingga, pada sore harinya, dimanfaatkan oleh mereka untuk belajar di TPQ atau madrasah diniyah.
“Kalau lima hari sekolah ini diterapkan, kesempatan anak-anak untuk belajar di TPQ maupun di madrasah diniyah itu akan hilang karena mereka setelah pulang sekolah pasti lelah, setelah itu beristirahat,” ujar pria asal Kecamatan Kesugihan ini.
Ia juga berpandangan, bahwa apabila diterapkan, akan berpengaruh terhadap penurunan moral anak di masa yang akan datang. Selain itu, membatasi sosialiasi anak dengan lingkungan sekitar.
“Saya khawatir sepuluh tahun kedepan, akan ada penurunan moral terhadap anak-anak kita. Dan Kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya maupun lingkungan sekitar ini menjadi sangat terbatas. Dan ini sangat berbahaya, karena masa kecil anak-anak seolah-olah hanya untuk kepentingan belajar dan belajar,” ucap Taufik.
Sementara, kata dia, kepentingan sosialisasi, kepentingan untuk bergaul dan berhubungan dengan masyarakat ini menjadi satu kebutuhan karena akan membentuk karakter anak itu sendiri.
“Dan ini juga memangkas anak-anak yang selama ini menghabiskan waktunya bersama orangtuanya di rumah, sehingga menjadikan waktunya terbatas, dan waktu keseharian mereka juga hilang,” imbuhnya.
Adapun dampak lain, menurut Taufik akan menghilangkan generasi-generasi emas kedepannya dan dinilai mengkhawatirkan.
“Sementara kita berhadapan dengan era milenium gold kedepan, dan saya kira ini sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dan harus diperhatikan,” lanjut dia.
Oleh karena itu, pihaknya meminta rencana penerapan lima hari sekolah di tingkat sekolah dasar di Cilacap ini agar tidak diberlakukan dan ditinjau kembali.
“Kami minta kepada Pj Bupati, Ketua DPRD Cilacap dan instansi terkait untuk mengkaji ulang dan tidak memberlakukan lima hari sekolah di tingkat SD di Cilacap. Kalau ini dilakukan, tolong lakukan secara selektif, jangan asal-asalan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Taufik menyampaikan, bahwa jumlah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cilacap kurang lebih ada 1.500 sekolah.
“Kalau itu diberlakukan secara serentak, saya kira masyarakat akan mengalami banyak kendala. Jangan mengambil sebuah kebijakan agar terlihat keren, dan sekali kami mohon untuk ditinjau kembali,” pungkasnya.
Terpisah, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Mustholih saat ditemui menanggapi, Pemkab Cilacap boleh saja membuat kebijakan tersebut. Namun, harus menguatkan ‘public hearing’ terlebih dahulu.
“Sebelum itu dilaksanakan, ‘public hearing’ dikuatkan dulu, jangan asal. Jangan karena PAUD, TK sampai dengan SMP itu kewenangan Kabupaten /Kota, kemudian membuat kebijakan sepihak,” ujarnya.
Anggota DPRD dari PAN ini juga meminta pemerintah daerah agar mengkaji ulang dengan memperhatikan study kelayakan.
“Study kelayakannya itu seperti apa, kemudian respon masyarakat juga harus didengarkan. Kita membuat kebijakan itu untuk masyarakat, bukan untuk penyelenggaraan pemerintahannya. Dan tujuannya ini kan untuk membentuk generasi yang lebih baik,” kata Mustholih.
Ia menambahkan, bahwa hal ini bukan terkait dengan efektifitas dalam proses pembelajaran di sekolah, namun output dan outcam dari kebijakan lima hari sekolah di sekolah dasar tersebut.
“Intinya bagaimana penyelenggaraan pendidikan ini dilakukan untuk mencapai hasil yang betul-betul produktif untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh bangsa kita,” pungkas Mustholih
Reporter : Shol