x

Lestarikan Budaya Nusantara, TNI AL Launching Pagelaran Wayang Orang

waktu baca 4 menit
Minggu, 11 Des 2022 18:33 0 100 Redaksi Liputan 86

JAKARTA, L86News.com — Guna memperingati Hari Dharma Samudera sekaligus melestarikan budaya kesenian tradisional Nusantara, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) melaksanakan launching pagelaran wayang orang dengan lakon Pandowo Boyong dan doa bersama.

Acara yang terselenggara berkat kersama dengan Laskar Indonesia Pusaka (LIP) dan Paguyuban Wayang Orang Bharata dan didukung Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta itu berlangsung di Gedung Olah Raga (GOR) Mabesal, Cilangkap. Jumat (9/12).

Pagelaran “Pandowo Boyong” ini rencananya akan dilaksanakan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Kamis, 15 Januari 2023 mendatang dan akan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Termasuk lintas generasi dan berbagai kalangan dari seniman wayang orang seperti para Bharata, Perwira Tinggi (Pati), Prajurit TNI AL, para purnawirawan, tokoh-tokoh pecinta wayang orang serta sederet artis tanah air.

Para Pati TNI AL yang didaulat untuk memerankan tokoh utama dalam lakon “Pandowo Boyong” mulai dari tokoh Bimasena yang dipercayakan kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Prabu Puntadewa diperankan Pangkoarmada RI Laksdya TNI Heru Kusmanto hingga tokoh Jayajarata diperankan Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojono.

Sementara dari kalangan artis, Choky Sitohang dipercaya memerankan Tokoh Arjuna, Putri Khairunnisa sebagai Dewi Gendari dan Dewi Arimbi diperankan Marcella Zalianty. Sedangkan dari tokoh masyarakat, Giok Hartono sebagai Bethari Pertiwi dan Aylawati Sarwono sebagai Banowati.

Keterlibatan TNI AL dalam Pagelaran Seni Budaya ini sebagai bukti bahwa TNI AL dibawah kepemimpinan Laksamana TNI Yudo Margono yang dikenal sebagai sosok Laksamana Budayawan ini sangat konsen dalam melestarikan seni budaya warisan leluhur nenek moyang.

Pertunjukan wayang orang tersebut akan terasa lain dan istimewa, karena tidak dimainkan oleh para seniman profesional, tetapi rata rata diperankan oleh para pejabat dan prajurit TNI Angkatan Laut sendiri.

Ini menjadi bukti bahwa TNI Angkatan Laut tidak main-main dalam mengambil peran aktif melestarikan kesenian wayang orang.

Dalam sambutannya Kasal menjelaskan bahwa usaha menjaga kelestarian budaya asli nusantara tersebut menjadi semakin penting untuk dilaksanakan di tengah serbuan pengaruh budaya asing sebagai dampak dari globalisasi hasil kemajuan teknologi informasi dan digital.

Dengan demikian TNI Angkatan Laut bertekad untuk ambil bagian dalam usaha melestarikan berbagai kekayaan budaya bangsa melalui tindakan-tindakan yang nyata. Sebagai salah satu wujudnya, dengan pagelaran wayang orang.

“Bangsa Indonesia seharusnya lebih memilih wayang sebagai tontonan sekaligus tuntunan dalam kehidupan. Tetapi, pada kenyataannya saat ini rakyat kita, khususnya generasi muda, lebih mengidolakan tokoh-tokoh superhero produk negara lain dibanding kan tokoh-tokoh pewayangan. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengembalikan kecintaan masyarakat terhadap budaya sendiri”, ujar Kasal.

Lakon Pandawa Boyong ini mengisahkan babak ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura. Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa.

Namun, mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dengan punya persenjataan lebih banyak. Namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang.

Intinya boyongnya Pandawa ke Astina menjadi pesan moral masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila. Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila.

Puntadewa adalah simbol ke-Tuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila. Bimasena yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, mewakili sila ke dua Pancasila. Arjuna mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ke tiga Pancasila.

Nakula menyimbolkan sila ke empat, yaitu permusyawaratan masyarakat. Sedangkan kembarannya, Sadewa simbol dari sila ke lima, keadilan sosial yang benar-benar adil.

Kolaborasi antara TNI AL dengan LIP dan Bharata ini merupakan sebuah perpaduan yang tepat, dimana LIP yang didirikan oleh Jaya Suprana pada tahun 2019, merupakan wadah untuk mengayomi kearifan seni panggung lokal ke dalam taraf internasional yang merambah lebih dalam kepada seni panggung tradisi Indonesia dan bertujuan untuk membuat generasi milenial mengapresiasi karya bangsa.

Sedangkan Paguyuban Wayang Orang Bharata merupakan sebuah paguyuban wayang orang yang didirikan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1972 dengan berbagai prestasi yang sudah diraihnya.

Reporter : Bg/Dispen


Eksplorasi konten lain dari L86News.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

LAINNYA
x
x