x

Gandeng Komisi JPIC Keuskupan Ruteng, SMK Mutiara Bangsa Reok Sosialisasi Stop Kekerasan Anak dan Perempuan

waktu baca 2 menit
Senin, 18 Jul 2022 19:24 0 106 Redaksi Liputan 86

MANGGARAI, L86NEWS.COM – Guna mendukung Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) TAPEL 2022/2023, Lembaga Pendidikan SMK Mutiara Bangsa Reok menggandeng Komisi JPIC Keuskupan Ruteng melakukan sosialisasi ‘stop kekerasan terhadap anak dan perempuan’ di SMK Mutiara Bangsa Reok, Kabupaten Manggarai, Senin (18/07/2022).

Kegiatan Sosialisasi tersebut, di mulai pada Pukul 09.40 Wita yang secara resmi di buka oleh Kepala Sekolah SMK Mutiara Bangsa Reok, Bapak Pius Jemadu, S,Fil

Kegiatan sosialisasi tersebut mengusung tema besar tentang “Penanganan dan Pencegahan Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan”

Berdasarkan pantauan media, Koordinator JPIC Keuskupan Ruteng, Romo Marten Jenarut menjelaskan realitas perlakuan diskriminatif terhadap anak dan perempuan.

Kenyataan sa’at ini banyak anak dan perempuan menjadi rentan obyek kekerasan. Berdasarkan data Komisi Nasional Perempuan, total 321.752 kasus atau per bulan ada 881 kasus.

“Ini adalah data ril yang menggambarkan maraknya realitas perlakuan diskriminasi terhadap Anak dan perempuan. Anak dan perempuan di jadikan obyek kekerasan, untuk kepentingan tertentu dan menjadi subordinasi dari orang dewasa,” ungkap Romo Marten

Lebih lanjut, Ia juga menjelaskan bahwa, hakekat anak dan perempuan adalah manusia, mahkluk ciptaan Tuhan yang dicirikan dengan organisme biologi, berbudaya, bermartabat kemanusiaan, serta selalu ada dan membutuhkan orang lain.

Menurut Romo Marten, pengakuan akan perlakuan terhadap perempuan dan anak merupakan wujud penghormatan dan dan penghargaan martabatnya sebagai manusia yang harus mendapat pengakuan khsuus terhadap hak-haknya.

Bahaya hukum pidana tentang kekerasan terhadap anak dan perempuan juga suda di atur dalam UU Nomor 23 tahun 2004 dan kekerasan terhadap anak dan juha diatur dalam UU Nomor 35 tahun 2014.

Kekerasan terhadap anak dan perempuan selalu berdampak negatif terhadap perilaku dan psikologis. Selain menjadi korban, juga akan menjadi pelaku dalam masa yang akan datang. Karena selalu mendapatkan kekerasan.

Diakhir kegiatan sosialisasi tersebut, Romo Marten mengajak para siswa dan siswi SMK Mutiara Bangsa Reok, agar menjadi garda terdepan untuk mengkkampanyekan ‘Stop kekerasan terhadap anak dan perempuan.

“Baik di lingkungan masyarakat dan lingkungan warga mauoun dalam lingkungan Sekolah,” pungkas Koordinator JPIC Keuskupan Ruteng yang juga sebagai Advokat Indonesia (PERADI) Cabang Manggarai.

Reporter : Bino Maot


Eksplorasi konten lain dari L86News.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

LAINNYA
x
x