SUBANG, L86NEWS.COM – Bertempat di Aula Desa Sukatani, Compreng, Subang, para petani dan perangkat desa berkumpul bersama Koordinator Penyuluh (Korluh) Pertanian dan TPM P3A Mitra Air membahas berbagai persoalan pertanian, Rabo (1/6/2022).
Acara temu tani yang di inisiai beberapa petani itu bertujuan untuk membenahi pertanian di wilayah Sukatani yang akhir akhir ini mengalami beberapa kali gagal panen akibat berbagai permasalahan seperti masalah air dan hama tanaman.
Hikmat Hidayat salah seorang penggerak sekaligus Ketua Kelompok Tani Sukanengah desa setempat berharap dari kegiatan tersebut pertanian di desanya dapat bangkit dan tiga kali musibah gagal panen tidak terulang kembali.
Sebagai Ketua Kelompok Tani, Hikmat terus berupaya untuk mengatasi musibah hingga akhirnya menemukan formula organik Mikroba dan mebuat demplot sendiri. Beberapa petani juga sudah melakukan uji coba dan hasilnya sangat memuaskan.
Hal tersebut terbukti ketika hektaran sawah lain tidak panen atau mangkrak karena serangan hama penggerek batang dan tikus merajalela, padi milik Hikmat dan beberapa petani lain yang menggunakan formulanya masih bisa panen.
Keberhasilan itu pun akhirnya menjadi motor penggerak dan semangat baru untuk sama-sama bangkit dari kegagalan. Dan atas kegigihan Hikmat dalam mencari solusi tersebut akhir nya mampu meningkat kan ketahanan pangan di desanya.
Upaya tersebut tak hanya dengan inovasi, tapi juga di lakukan pendekatan dengan pihak terkait untuk mencari solusi agar masa tanam sekarang bisa lepas dari serangan hama dan gagal panen.
“Kita harus menempuh langkah-langkah sebelum memulai tanam padi. Di antaranya kita cek PH tanah. Lalu menaburkan pupuk untuk menjaga keasaman tanah seperti kapur sirih dan pupuk kandang. Lalu mengatasi hama sundep dan hama tikus dengan berbagai langkah dan penanganan seoptimal mungkin,” kata Hikmat.
Untuk penanganan hama sundep, menurutnya di antisipasi dengan cara pengambilan butir atau telor kupu kupu yang menempel di batang padi. Telor telor itu di masukan ke dalam bumbung ditutup dan dibawa ke rumah untuk mengetahui waktu kapan telor itu menetas.
“Ketika menetas itulah waktu yang tepat untuk melakukan penyemprotan. Kedua, dari hasil penetasan itu akan jadi ulat atau sundep dan akan menjadi kupu kupu yang akan memakan ulat ulat yang jadi sundep penggerek batang,” terang Hikmat di depan para petani lainnya.
Selain dengan cara tadi, Hikmat juga menerangkan upaya lain untuk mengalihkan perhatian kupu kupu agar tidak jadi sundep. Yaitu dengan penanaman bunga bungaan di pinggir galengan sawah.
“Segala trik dan cara baik secara tradisional dan modern sesuai ilmu pengetahuan harus disinergikan untuk mencari solusi keluar dari masalah hama yang menjadikan gagal panen ini,” ucapnya.
Dendy Hidayatswlaku TPM P3A menyambut baik gerak tani yang diinisiasi oleh penggerak kelompok tani Sukanengah.
“Diharapkan semangat ini terus ada dan makin banyak petani yang berpartisipasi dalam membenahi pertanian khususnya kelembagaan yang sudah ada seperti kelompok tani dan perkumpulan petani pemakai air untuk terus memberi manfaat ke banyak petani dan berkelanjutan” sambut Dendy.
Wiwi cahayati kordinator penyuluh, dari BPP Compreng juga antusias membimbing dan memberikan penyuluhan sesuai tupoksinya. Wiwi berjanji akan mengkoordinasi kan dan sama-sama mencari solusi agar para petani compreng lepas dari musibah gagal panen.
“Segala upaya dilakukan dan dicarikan solusinya. Petani compreng harus kompak dan terus berkoordinasi baik dengan sesama petani maupun dengan petugas dan aparat pemerintah terkait,” pungkasnya.
Reporter : Ds86