LAMPUNG TIMUR, L86NEWS.COM – Unjuk rasa warga Desa Gunung Pasirjaya, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur di depan PT FERMENTECH Indonesia, akhirnya mulai ada titik terang.
Sebelumnya warga mengajukan 5 tuntutan kepada pihak PT FERMENTECH Indonesia, salah satu dari tuntutan tersebut yakni ada ucapan yang menyakiti hati warga, Senin (23/05/2022)
Lurah Gunung Pasirjaya menjelaskan PT Fermentech Indonesia dinilai tidak transparan dan mengabaikan kesepakatan terkait penerimaan karyawan yang telah disepakati antara PT Fermentech Indonesia dengan masyarakat.
Selain itu, PT Fermentech Indonesia juga tidak menepati janji terkait cuci parit sungai yang saat ini mengalami pendangkalan hampir rata denggan lahan perladangan. Sehingga, petani gagal panen akibat air limbah meluap ke lahan perladangan masyarakat.
Masyarakat juga menuntut transparansi dana Corporate Sosial Responsibilty (CSR) yang mestibya untuk lingkungan masyarakat yang terdampak.
PT Fermentech dinilai melukai hati dan perasaan masyarakat Desa Gunungpasir Jaya dan harus meminta maaf baik secara lisan, tulisan, ataupun melalui video conference atas ucapan yang pernah dikeluarkan oleh pihak manajemen terkait penerimaan karyawan.
Ucapan dimaksud, “Memang perusahaan Embahmu!”
“Kami tidak mau ketemu dengan pihak perusahaan. Kami minta tuntutan ini menghasilkan yes atau no,” ujar Yudo.
Perundingan massa dengan pihak manajemen perusahaan sempat buntu meski telah difasilitasi oleh pihak Kecamatan Sekampungudik dan anggota DPRD Lamtim Fraksi PDIP Joko Pramono.
Massa menolak berunding dengan perusahaan dan bersikeras dengan tuntutannya.
“Aksi kita hentikan selama 1,5 jam agar tuntutan kami yang difasilitasi pemerintah dan anggota DPRD dikabulkan oleh perusahaan,” kata Yudo.
Setelah melalui musyawarah di ruang pertemuan di kantor perusahaan, Direktur PT Fermentech Indonesia Ken Hasegawa meminta maaf kepada masyarakat setempat.
Dia mengabulkan lima tuntutan warga. Poin kedua, misalnya, perusahaan telah membuktikan dengan analisa secara rutin bahwa bukan limbah cair yang menyebabkan lumpur pada pendangkalan sungai.
“Pada poin kedua ini akan ditindaklanjuti oleh perusahaan berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” ujarnya.
Dia melanjutkan, pada poin ketiga perusahaan meminta pengertian kepada warga karena akan memerlukan waktu untuk memperbaiki dampak abu batubara yang mengganggu.
“Akan kami perbaiki supaya abu batubara berkurang. Caranya dengan membeli gas boiler. Gas boiler sendiri sudah ada di perusahaan. Mohon minta waktu,” ungkapnya.
Terkait poin keempat, perusahaan ke depan akan mengelola dana CSR dengan melibatkan pemerintah desa setempat.
“Poin kelima, kami atas nama PT Fermentech Indonesia meminta maaf kepada masyarakat terkait kalimat kami yang menyinggung masyarakat. Kami akan buat permintaan maaf secara tertulis,” pungkasnya.
Setelah mendengar janji menejemene, warga membubarkan diri dengan tertib.
Reporter : Aw/Am