x

Buka Seminar, Wapres Minta Akademisi Lakukan Strategi Pasarkan Industri Fesyen

waktu baca 4 menit
Rabu, 6 Apr 2022 17:40 0 161 Redaksi Liputan 86

JAKARTA, L86NEWS.COM – Untuk memajukan sektor fesyen muslim, tidak bisa lepas dari kolaborasi dan keterlibatan para pemangku kepentingan seperti desainer, asosiasi, media, serta akademisi dan perguruan tinggi. 

Oleh karena itu, selain sebagai pencetak SDM berkualitas, perguruan tinggi juga memiliki tanggung jawab menghasil kan riset berkualitas, sehingga karya yang dihasilkan sesuai dengan selera pasar global sekaligus memperhatikan aspek keberlanjutan.

“Karya-karya perguruan tinggi harus dapat diserap oleh industri, serta perlu di pasar kan dengan strategi branding yang tepat, sehingga keunikan dan keunggulannya semakin di kenal, serta mampu bersaing di pasar domestik maupun luar negeri,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat membuka Seminar Road to Jakarta Muslim Fashion Week secara virtual di Jakarta, Rabu (06/04/2022).

Dalam acaramengangkat tema Education as Pillar for Sustainable Fashion itu, Wapres menyampai kan, selain strategi pemasaran, di perlukan juga sebuah lingkungan serta kebijakan yang menunjang dan berkelanjutan.

“Selain itu, perlu disiapkan ekosistem fesyen muslim yang menunjang, termasuk pula peta jalan pengembangan fesyen muslim berkesinambungan. Penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week misal nya, menjadi salah satu rencana aksi untuk meningkat kan nilai tambah dan kualitas produk fesyen muslim Indonesia,” ucap Wapres.

Sebab, imbuhnya, walaupun tren busana muslim berasal dari luar Indonesia, saat ini telah diadopsi bahkan berkembang menyesuai kan dengan ciri khas daerah dan karakter budaya Indonesia. 

“Meski tetap mengikuti kaidah busana muslim, kita dapat melihat bahwa corak dan keunikan busana muslim berbeda-beda di setiap wilayah Indonesia,” ungkanya.

Dan kekayaan budaya itu, sambung Wapres, sekaligus memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pencipta tren fesyen muslim dunia. “Sebagai salah satu industri unggulan dari ekosistem halal Indonesia, kita berharap ekspor fesyen muslim ke pasar global akan signifikan mampu meningkat pada tahun tahun mendatang,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Wapres pun mengapresiasi di gelarnya penanda tanganan kesepakatan antara industri dan akademisi sebagai upaya pengembangan fesyen muslim di Indonesia. Ia berharap, kerja sama itu dapat memperkuat ekosistem yang telah ada dan memberikan dampak positif secara luas.

“Diharapkan perjanjian bersama ini dapat di implementasi kan dengan baik, serta mampu mendorong seluruh akademisi dan industri untuk semakin kuat berkolaborasi, sehingga akan mengakselerasi pengembangan fesyen muslim Indonesia,” harapnya.

Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan optimisme nya bahwa fesyen muslim Indonesia dapat terus maju dan dikenal tidak hanya di kalangan nasional namun juga internasional.

“Saya optimis, dengan berbagai inisiatif yang telah dan terus dilakukan oleh semua pihak, _Insya Allah_ kita akan mampu bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai Kiblat Fesyen Muslim Dunia pada tahun 2024,” tegas Wapres.

“Semoga kegiatan ini memberikan inspirasi dan manfaat bagi masyarakat luas, serta meningkatkan branding fesyen muslim Indonesia, baik di dalam negeri maupun pasar global,” pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan sekaligus Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Indonesia Didi Sumedi menyampaikan bahwa Jakarta Muslim Fashion Week merupakan sebuah upaya yang diinisiasi Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Kemendag bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), kementerian/lembaga terkait serta para pelaku industri untuk memaju kan dan meningkat kan daya saing industri fesyen Indonesia di tingkat nasional dan global.

Untuk itu, sebagai upaya lanjutan, Kemendag telah membuat target-target yang akan dicapai pada tahun-tahun berikutnya.

“Fokus strateginya adalah penguatan branding fesyen muslim Indonesia dengan segala potensi, kreatifitas dan inovasi produk. Tahun 2023, tahun depan, kita targetkan dengan penguatan networking nya dengan terjun langsung dalam peta fesyen internasional,” ujarnya. 

Kalau dari Kemendag sendiri, lanjutnya, ini sudah melaku kan kerja sama dengan berbagai institusi di internasional. Salah satu contohnya misalnya yang sudah kita lakukan dengan Jepang,” kata Didi.

“Tahun 2024 barangkali di periode terakhir dari kabinet ini, kita targetkan untuk deklarasi Indonesia sebagai pusat fesyen muslim atau sebagai trend setter fesyen muslim di dunia melalui Jakarta Muslim Fashion Week yang telah menjadi event internasional. Insya Allah,” tambahnya.

Di sisi lain, ia juga menyambut baik rencana pengesahan nomenklatur pendidikan untuk jurusan fesyen oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Didi melihat hal ini sebagai langkah nyata dalam membuat ekosistem fesyen muslim Indonesia yang berkelanjutan.

“Kami sangat berbahagia mendengar rencana pengesahan nomenklatur khusus untuk jurusan fesyen muslim. Ini merupakan salah satu langkah yang baik dalam penguatan SDM fesyen dan mewujudkan pendidikan sebagai pilar fesyen berkelanjutan,” pungkas Didi.

Hadir dalam acara ini, Plt. Direktur Kemitraan dan Keselarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemen Dikbudristek Saryadi Guyatno, Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Ane Patricia Sutanto, Ketua Sekolah Tinggi Desain La Salle Hariyadi Sukamdani serta para pelaku industri fesyen dan industri pendukung fesyen Indonesia.

Sementara Wapres di dampingi Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, dan Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Sekretariat Wapres M. Zulkarnain. 

Reporter :NN/Setwapres


Eksplorasi konten lain dari L86News.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

LAINNYA
x
x