LAMPUNG TIMUR, L86NEWS.COM – Warga penggarap sawah di Desa Gunung Pasir Jaya, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur, Lampung mengeluhkan keberadaan limbah yang mengalir ke sawah mereka.
Limbah berupa air berwarna hitam pekat dan berbau menyengat itu di duga berasal dari perusahaan peternakan babi yang beroperasi di Desa Gunung Pasir Jaya kecamatan setempat, Minggu (13/3/2022).
“Saya menggarap sawah sudah lama mas, air limbah nya langsung ke sawah dan menyebabkan gatal-gatal serta membuat padi rusak dan keropos. Jadi selain merusak tanaman padi, juga mengganggu kesehatan petani,” ujar Sai’un salah satu penggarap sawah.
Sai’un mengaku akibat gatal-gatal di kakinya ia sampai tiga kali suntik ke perawat. “Dulu sebelum ada limbah itu, baik baik saja. Tapi saya gak bisa memastikan apakah penyakit gatal ini karena limbah itu atau bukan,” terangnya.
Hal sama juga di sampaikan Jono, salah satu penggarap sawah lain di desa tersebut. Ia berharap jika masih pelihara babi buang kotorannya di atur.”Di perhatikan bener kotoran nya jangan dialirkan ke sawah orang,” tandasnya
Jono menjelaskan, selain menyebabkan gatal dan tanaman padi rusak, limbah tersebut juga najis. “Kalo kita pas kerja di sawah mau cuci wudhu itu kita ragu, apa sah apa gak sholatnya,” keluh Jono.
Pantauan di lokasi, di dekat persawahan warga di desa tersebut terlihat ada dua peternakan babi yang besar. Di ketahui, satu milik Ketut Junaidi dan satu lagi milik Koko Joni warga Bandar Lampung.
Yoga, salah satu pekerja di peternakan Koko Joni mengatakan usaha majikan nya itu sempat berhenti karena babinya banyak mati terserang penyakit. “Baru sekitar bulan 7, 2021 mulai lagi. Sekarang 180 ekor yang di pelihara. Untuk perizinan sudah lengkap,” ungkapnya.
Sementara, Ketut Junaidi selaku pemilik peternakan lain mengaku perizinan usahanya pun sudah lengkap. “Itu saya lakukan karena saya ingin mencari sesuap nasi dengan nyaman. Kalo limbah sudah saya lakukan sesuai instruksi dinas lingkungan hidup,” jelasnya.
Namun, dirinya juga tidak memungkiri jika terdapat rembesan limbah mengalir ke sawah. “Saya sudah berusaha meminimalisir dampak limbah dengan membuat kolam kolam tampungan. Kalau pun ada kerusakan selalu saya perbaiki,” ungkapnya.
Ketut mengaku baru merintis usahanya dengan memelihara 5 indukan dan beberpa titipan setelah sempat tutup karena ternaknya terserang penyakit.”Setiap natal dan kegiatan kegiatan desa kami juga selaku ada kontribusi. Tapi kalua untuk petani sawah memang belum ada.” pungkasnya,
Reporter : Adam Junaidi